Pages

Wednesday, January 22, 2014

Exploring Melaka & Kuala Lumpur, Day 3 (Melaka - Kuala Lumpur)

Sabtu, 11 Januari 2014
  • Transfer from Malacca to KUL by bus
  • Delima Express 06.30, 10.00, 12.00, 14.00 17.00, 19.00 (RM 13)
  • Melaka Central Bus Terminal counter 2B/3/20 – Terminal Bersepadu Selatan
  • Bandar Tasik Selatan – KL Sentral
  • KL Sentral – Batu Caves
  • Keliling Batu Caves
  • Bukit Bintang
  • Hotel Budget Inn – Jalan Alor Food Street IDR 277.632
  • Walking around jalan Alor
Melaka

Selesai mandi pagi, langsung beberes dan packing untuk check out. Tapi seperti hari sebelumnya, hari ini pun saya dan mama mau jalan pagi di sekitaran Jonker di hari terakhir di Melaka.

Eh ternyata ada papan pengumuman yang di tempel di tempok arah menuju Jonker, jalan di sekitar Jonker akan ditutup untuk kendaran setiap Jumat, Sabbtu dan Minggu jam 18.00 - 24.00 untuk kegiatan pasar malam.

Dan yang lebih menakjubkan adalah... sepanjang jalan Jonker yang semalam dibuat lapak berjualan yang tentunya pasti ada sampah yang tercecer, pagi ini seperti disulap jalanan tersebut langsung bersih! Tidak tampak tumpukan sampah. Terlihat 1-2 orang petugas kebersihan sedang menyapu jalan, tapi tetap tidak terlihat tumpukan sampah yang sudah dikumpulkan. Eh saat kita melewati seorang perempuan petugas kebersihan, dia mengucapkan salam ke kita loh.

Toko dan restoran masih pada tutup. Ya iyallah secara masih pagi banget. Terlihat Ibu penjual makanan di Jonker 88 sedang membersihkan kiosnya. Padahal dia kemarin jualan dari pagi sampai malam loh. Hebat...

Jalan pagi dilanjutkan tadinya mau menuju awal jalan Jonker di depan dekat jembatan karena mau foto2 di papan nama Jonker tapi... eh belok dulu deh karena ternya setelah liat peta itu adalah arah ke mesjid tertua di Melaka. Terlihat beberapa kedai sudah menyiapkan makanan untuk sarapan. Sepertinya kedai yang dikunjungi oleh mayoritas warga Chinese.

Akhirnya sampai di Jalan Tukang Emas (Goldsmith Street/Jalan Tokong). Terlihat mesjid Kampong Kling yang merupakan mejid tertua di Melaka setelah itu baru mesjid yang di Tengkera. Pantes aja setiap waktu shalat di luar terdengar sama2 orang adzan lah gak terlalu jauh dari penginapan ada mesjid ini.







Unik sekali kampung ini. Namanya Kampong Kling yang saya yakin karena dulu merupakan kampung bagi warga keturunan India tapi disini banyak juga warga Chinese. Dan memang kampung ini unik karena tidak jauh dari mesjid terdapat klenteng Cheng Hoon Teng yang merupakan klenteng tertua. Sebetulnya di dekat situ juga ada juil India tapi kita gak sempat kesana karena waktu yang mepet.






Jalan tukang Emas juga disebut jalan Harmoni karena terdapat 3 rumah ibadah dari 3 ras terbesar di Malaysia; China, Melayu dan India.

Kelar dari sini langsung menuju depan jalan Jonker untuk sekedar foto2. Hihihi... Balik ke hotel lewat belakang. Terlihat pasar lebih ramai dari kemarin. Pastinya.... kan hari ini hari Sabtu yang mungkin hari libur juga di Melaka. Tapi walaupun ini pasar basar, yang dateng ibu2 keren loh. Dandan lah trus pake mobil lagi. Gak ngeliat tuh yang pake daster dan tampang bantal :P

Sampai hotel sarapan sudah siap. Sepertinya setiap weekend hotel ini menyediakan makananannya berbentuk buffet/prasmanan deh. Tamu boleh bolak balik nambah makanan :D. Menunya sih masih sama seperti hari biasa.

Setelah cek terakhir kali, akhirnya kita harus meninggalkan kota Melaka untuk menuju Kuala Lumpur. Jalan sampai Clock Tower untuk menunggu bus no 17 yang akan menuju Melaka Sentral. Agak lama juga nunggu bis ini.

Turun mendadak di depan counter Duck Tours karena saya lihat loketnya buka. akibat dari kejadian mendadak turun, tas berisi makanan yang tadi dibawa Mama ketinggalan. Pelajaran dari hal ini; harus selalu memegang barang bawaan, jangan pernah sekali-kali meletakkan di suatu tempat karena pada saat turun atau malah mendadak turun pasti akan tertinggal. Untungnya itu tas cuma berisi makanan, gak ada barang lain.


Loket Duck Tours memang sudah buka tapi tour-nya baru akan dimulai pada jam 11, sementara saat kita sampai baru jam 10. Ya sudah kita tunggu aja. tanggung udah di Melaka dan penasaran dengan tour ini. Sepertinya banyak warga lokal yang juga menantikan beroperasinya duck tours ini. Terlihat banyak orang datang menanyakan kapan akan mulai.

Tapi... ternyata cuma berharap saja karena Duck Tours menunda keberangkatannya menjadi jam 13.00. Waduh kelamaan tuh. Lagian belum tentu jam 13.00 berangkat. Nah kalo gagal lagi, mau sampe di Kuala Lumpur jam berapa tuh.

Akhirnya kita putuskan untuk benar2 meninggalkan Melaka dan nunggu bus no 17 di depan loket. Puanase puolll....

Untungnya gak berapa lama bisa datang. Sumpah... naik ini bis berasa kayak lagi city tour! Keliling kota Melaka sampe ke awal Jalan Tengkera, belakang Jonker terus lewat depan Mahkota Medical Center dan hotel Holiday Inn yang sudah dekat ke pantai. Ini lah untungnya kalo naik bus umum. Bisa blusukan tanpa bayar semahal ikut city tour :P.

Sampai Melaka Sentral langsung mencari loket bis antar kota/propinsi. Walaupun ini terminal tapi tertiba banget loh. Gak ada tuh calo yang seret2 calon penumpang. Tiket dibeli di loket. Tadinya mau naik bis Delima seperti yang banyak direkomendasikan tapi ternyata harus menunggu dan waktu saya tanya gak ada yang sekarang berangkat eh malah oleh penjaga loketnya disarankan ke loket sebelah aja yang busnya akan berangkat sebentar lagi. Gilak! Gak ada tuh persaingan, malah yang ada saling membantu. Akhirnya kita beli tiket bus Metrobus Express dan gak berapa lama bus datang dan berangkat.

Jarak tempuh perjalanan Melaka-Kuala Lumpur kurang lebih sama seperti LCCT-Melaka yaitu sekitar 2 jam. Sama seperti kota2 besar lainnya, keluar tol dan kenuju kota terjadi kemacetan. Bis sampai di pemberhentian terakhir di Terminal Bersepadu Selatan. Ini merupakan terminal bus antar kota/propinsi yang terintegrasi dengan transportasi ke tengah kota. Ada kereta yang menuju tengah kota. Dari situ kita jalan menuju Bandar Tasik Selatan untuk naik kereta ke Batu Caves.

Batu Caves & Dark Caves

Betul! Kita mau mengunjungi patung Dewa Murugan raksasa di Batu Caves. Jadi dari stasiun kereta Batu Caves tinggal jalan aja ke sana. Deket kog. 

Kuil Batu Caves terletak di bukit kapur. Namun demikian, bukit kapur tersebut terlihat hijau karena ditanamai pohon. Kuilnya sendiri terletak diatas. sebelum naik keatas Terdapat patung dewa Murugan yang sangat besar. Sepertinya akan ada acara keagamaan di kuil ini. Terlihat ada persiapan2. Saya memutuskan untuk keatai dengan menaiki 272 anak tangga. Sementara Mama sih seperti biasa, nunggu dibawah aja :D.



Baru setengah perjalanan, sudah berasa gempor dan betis berasa kenceng. Tapi pemandangan keren loh. Bisa lihat sekeliling kota Kuala Lumpur. Sebelum melanjutkan naik sampai tempat tertinggi, saya melihan papan penunjuk menuju Dark Caves. Penasaran, saya ikutin tanda tersebut. Ternyata ini adalah wisata menelusuri gua. Tiket untuk wisata ini sebesar RM 35 untuk tour selama  sekitar 45 menit. 

Akhirnya saya ikut tour ini. Keberangkatan diatur dalam group. Uniknya siapapun dapat ikut tour ini. Tua, muda bahkan anak2. Gak perlu berpakaian khusus. Turis yang datang dengan sandal bahkan wedges bisa ikut. Bahkan bagi perempuan yang pakai rok pun bisa loh! Ini yang harus dicontoh Indonesia. Wisata menyusuri gua dibuat semenarik mungkin. dan bisa diikuti oleh siapapun

Sebelum berangkat, guide-nya memberikan informasi2 dalam tour ini. Juga para peserta dilengkapi dengan helm dan senter yang harus dikembalikan saat tour berakhir. Helm harus selalu digunakan karena akan masuk ke gua yang didiami oleh kelelawar. Siapa tau aja, guano-nya jatuh :D. Senter digunakan untuk p[enunjuk arah karena pastinya di dalam gua gelap sekali. Namun si pemandu sudah mengingatkan agar jangan mengarahkan senter keatas/ke langit2 karena akan mengganggu para kelelawar penghuni gua.

Dalam rombongan ini, hanya saya sendiri yang berasal dari ras Melayu sementara peserta lainnya bule2. Ada 2 orang anak kecil kakak beradik yang berasal dari Denmark bersama kedua orangtuanya. Beberapa peserta perempuan memakai rok panjang, ada juga yang bercelana pendek juga ada yang memakai sandal.

Jalan untuk wisatawan menyusuri gua memang sudah dibuat untuk layak dilewati. Jadi bukan jalan asli yang berlumpur dan licin. Setiap beberapa meter, kami berhenti untuk mendengarkan pemandu memberikan informasi mengenai sejarah ditemukannya gua ini juga fauna yang menghuni didalamnya.

Walaupun sudah dibatasi pengunjung yang masuk gua dan diharuskan dalam suatu kelompok, tetapi di beberapa tempat terlihat coretan vadalisme.

Di salah satu area, pengunjung dapat merasakan dinginnya semilir angin. Padahal gelap sekali tidak terlihat celah. Diujung perjalanan kami berhenti di sebuah ruang terbuka dengan tebing yang menjulang. Cahaya matahari yang masuk membuat kita dapat melihat sekeliling yang ternyata batu2an di sekitar berwarna hijau karena lumut. Disini sempat foto2 sebentar sebelum kembali ke tempat awal perjalanan.

Gak rugi deh ikut tour ini. Keluar dari Dark Caves, saya memandangi anak tangga yang haris dinaiki demi menuju kuil di tempat tertinggi. Dengan naik pelan2 akhirnya saya sampai di kuil tersebut. Horeee.... 272 anak tangga berhasil didaki.

Duuh... bagus banget deh kuil yang terdapat diatas. Jadi ternyata di tengah ada ruang terbuka dengan dinding batu kapur. Juga masih terasa tetesan air dari stalagmit. Sepertinya sedang ada acara keagamaan di sini. Karena di samping kuil ada seperti pendeta melantunkan doa2 dan banyak umat yang mendatanginya.



Selesai berkeliling disini, langsung turun untuk jemput Mama. Huffft... ngebayangin nurunin 272 anak tangga itu bukan sesuatu yang menyenangkan loh yg ada malah ngebayangin betapa gempornya nanti.

Kampung Baru

Dari Batu Caves saya dan Mama mau nyicipin nasi lemak di Kampung Baru. Dari informasi yang saya dapat ada 2 nasi lemak yang direferensikan disana; nasi lemak Antara Bangsa dan nasi lemak Mak Wanjor. Pengen coba dua2nya, mana yang leboh cocok di lidah saya. Hehehe...

Agak ribet juga nih transport di KUL.Karena kereta jalurnya gak sampe keliling kota sementara monorail juga rutenya pendek. Walhasil gw kudu pindah dari kereta ke monorail dengan geret2 koper.

Nyasar di Kampung Baru! Tapi gak pa2 lah, namanya juga jalan2 :D. Kalo mau wisata kuliner dengan makanan yang (sepertinya) terjamin halal, datanglah ke Kampung Baru. Selain terdapat beberapa kedai nasi lemak juga terlihat ada restoran seafood juga ada kedai yang jual gorengan.

Pertama ketemu Nasi Lemak Antara Bangsa. Banyak yang membeli di kedai ini.  Variasi lauk cukup banyak, harga overpriced! Mungkin karena nasi lemak ini namanya sudah kondang kemana2. Untuk mengurangi haus dan agak2 capek, saya dan Mama membeli es kelapa yang ada di depan kios Antara Bangsa.

Nasi lemak Mak Wanjor agak sulit ditemui karena tidak ada plang nama. Pantes aja gak ketemua, lah... di depan dia pake nama "Nasi Lemak Wanjo" segede gaban gitu. Baru di plang menu ditulis nasi lemak Mak Wanjor. Harga jauh lebih bersahabat tapi pilihan lauk terbatas.

Saya membeli masing2 1 bungkus nasi lemak di antara Bangsa dan Mak Wanjor dengan lauk yang berbeda2.

Bukit Bintang dan Jalan Alor

Kaki udah gempor, muka udah lecek plus tangan udah pegel geret2 koper, sekarang waktunya ke Bukit Bintang/Jalan Alor untuk mencapai penginapan.

Seandainya di KUL ini ada program kartu transportasi seperti Singapore Tourist Pass (STP). tinggal beli mau yang berlaku berapa hari, terus tempel2 deh di MRT dan bus umum. Unlimited... Nah ini, kita harus nuker2 duit koin, trus mesinnya kadang2 ngambek gak mau ngeluarin kartu. Hiy... gemesnya.

Akhirnya sampalilah kita di stasiun MRT Bukit Bintang. Udah malem bo... Daripada nysar jauh, belum lama jalan langsung tanya sama Pak Polisi arah ke Jalan Alor.

OMG! Ruamenya jalan ini. Sepanjang jalan lapak makanan digelar. Seafood, mie goreng, aneka buah dan jus dan masih banyak lagi. Diantara kerumunan lapak makanan mencuat papan nama Hotel Budget Inn. Ahay... ketemu juga nih hotel. Setelah registrasi, ternyata kamarnya bukan di gedung tempat registrasi tapi beda sekitar 100 meter.



Walaupun di luar di sekitaran Jalan Alor riuh rame tapi di dalam hotel ini sepi2 aja. Kamarnya jauh lebih kecil; hanya terdiri dari dua tempat tidur kaca tertempel di dinding dan TV tergantung diatas tanpa meja tulis. Kamar mandinya pun kecil tapi masih mending dibanding dengan Fragrance Hotel di Belastier Singapur yang kecilnya keterlaluan.

Sementara Mama beberes, saya keluar sebentar untuk membeli minum. Ternyata di sebelah hotel ada semacam toko serba ada, bukan berbentuk seperti minimarket tapi kios sederhana yang lengkap. Ada aneka minuma, dan makanan lain seperti di minimarket juga buah2an dan terlihat samar dipojok belakang dari kios ini ada sayuran!

Kelar bersih... mari kita coba rasa dari kedua nasi lemak yang tadi dibeli. Hasilnya... Nasi Lemak Mak Wanjor lebih enak dan lebih wangi. Lauknyapun berasa bumbunya. Sedang Nasi lemak Antara Bangsa, yah gitu deh. Biasa aja.

Selesai makan, saya dan Mama berkeliling ke Bukit Bintang yang didominasi oleh mall2. Tapi gak sempat lama2 keluar masuk mall2 tersebut karena sudah pada mau tutup. Ya iyalah udah malem gitu loh. Dari situ ngider lagi Jalan Alor. Disini lebih hidup, lebih meriah. Selain banyak lapak makanan juga orang yang datang kesini kayaknya gak habis2 deh. Pokoknya bikin macet jalan. Saya mah gak bakal sanggup kalo disuruh nyetir nyusurin jalan ini.

Eh pas nyusurin Jalan Alor, ketemu dengan hotel Bdget Inn lain di tempat yang berbeda loh. apa bedanya ya sama hotel Budget Inn yang saya tinggali?

Setelah puas ngider dari ujung ke ujung, kita balik ke hotel untuk istirahat. Siapin tenaga untuk jalan lagi besok :D

Eh pulangnya saya tunjukin tempat beli minuman tadi dan Mama mau mampir. Dan seperti biasa, disini pun Mama beli 4 jeruk sekalian nambahin beli minum.
  • Mesjid & klenteng di Jl Tukang Emas/Jl Tokong (Kampung Kling)
  • Transfer from Malacca to KUL by bus
  • Metrobus Express (RM 10)
  • Melaka Central Bus Terminal counter 2B/3/20 – Terminal Bersepadu Selatan
  • Bandar Tasik Selatan – KL Sentral
  • KL Sentral – Batu Caves
  • Keliling Batu Caves & Dark Caves
  • Nasi Lemak Antara Bangsa & Mak Wanjor - Kampung Baru
  • Bukit Bintang
  • Hotel Budget Inn – Jalan Alor Food Street IDR 277.632
  • Walking around jalan Alor

No comments:

Post a Comment