Pages

Monday, August 18, 2014

Nyamannya Perjalanan dengan Kereta Menuju Cirebon


Paling tidak dalam setahun saya melakukan perjalanan mudik dari Jakarta ke Cirebon sebanyak dua kali; nyekar sebelum bulan puasa dan saat libur Idul Fitri. Dikarenakan akhir2 ini jalur pantai utara yang menghubungkan Jakarta dengan Cirebon lebih sering terkendala macet yang mengakibatkan jarak tempuh menjadi jauh lebih lama, saya memutuskan untuk menggunakan kereta.

Sebetulnya perkenalan saya dengan kereta api dengan rute Jakarta – Cirebon ataupun sebaliknya sudah berlangsung saat saya kecil. Orangtua saya selalu mengajak saya kecil saat mudik lebaran dengan menggunakan kereta Gunung Jati yang pada saat itu cukup merepotkan. Berebut tempat duduk dan berdesak-desakan di dalam kereta.


Kemudian saat kereta kelas bisnis dan eksekutif diluncurkan, saya sering menggunakan kereta Cirebon Ekspres karena jadwal keberangkatannya yang sesuai yang bisa ditempuh pergi pulang; pergi menggunakan kereta pertama dari Jakarta (Gambir) dan kembalinya dengan kereta terakhir dari Cirebon (Kejaksan). Juga ruangan dalam kereta yang nyaman. Pada saat itu walaupun di kelas bisnis tidak dilengkapai dengan AC namun jumlah penumpang sesuai dengan kapasitas tempat duduk dan di kondisi di dalam gerbong bersih.


Ternyata Cirebon telah menjadi kota tujuan wisata dan belanja. Karena beberapa kali saya kehabisan tiket terlebih karena saya pergi di akhir pekan.


Namun sekarang saya sepertinya akan lebih sering lagi berkunjung ke Cirebon karena selain menggunakan Cirebon Ekspres ataupun Argo Jati, sekarang sebagai alternatif saya bisa menggunakan kereta ekonomi AC dari Jakarta (Pasar Senen) menuju Cirebon (Prujakan). Sebut saja dari Jakarta saya bisa menggunakan kereta Kutojaya Utara atau Tegal Ekspres yang berangkat pagi dan kembali dengan Tegal Ekspres berangkat sore dari Cirebon. Jarak tempuh dan jumlah stasiun yang disinggahi oleh kereta ekonomi AC ini sama dengan kereta bisnis dan eksekutif. Bedanya dalam formasi tempat duduk. Pada kereta ekonomi AC formasi tempat duduk 3-2 dan berhadap-hadapan (sandaran tidak dapat diubah posisi) pada kereta bisnis formasi tempat duduk 2-2 dan posisi sandaran tempat duduk dapat diubah.


PT KAI terlebih untuk kereta ekonomi AC telah jauh berbenah diri. Mulai dari pembelian tiket yang harus sesuai dengan KTP calon penumpang dan verifikasi tiket dan KTP di depan pintu masuk menuju peron yang bertujuan untuk mempersempit ruang gerak para calo. Pembelian tiket kereta yang dipermudah dengan sistem online. Selain telah dilengkapi dengan AC, jumlah penumpang juga disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk, kondisi di dalam gerbong pun bersih dan pedagang asongan tidak diperkenankan masuk ke dalam gerbong. Juga anggota Polsuska (polisi khusus kereta) beberapa kali berpatroli ke setiap gerbong. Bahkan kereta ekonomi AC ini sudah dilengkapi dengan colokan untuk mengisi ulang batere (charging) handphone loh. Nyaman dan aman…



Oiya, selain saya sering mudik untuk keperluan keluarga, saya juga menginformasikan kepada teman-teman saya untuk menggunakan kereta api jika mereka berkunjung ke Cirebon. Atas anjuran saya banyak teman-teman saya yang menggunakan kereta api untuk berbelanja batik di Trusmi dan mencicipi kuliner di Cirebon.


Saya sendiri lebih senang menggunakan kereta. Jika menggunakan Cirebon Ekspres saya bisa mampir untuk makan empal gentong di stasiun Kejaksan sementara jika menggunakan kereta ekonomi AC, saya bisa sarapan di gado-gado khas Cirebon yang letaknya tidak jauh dari stasiun Prujakan. Eh jadinya, sekarang tidak hanya untuk keperluan keluarga ataupun nyekar saja saya ke Cirebon. Terkadang jika kangen dengan makanan khas Cirebon dan ingin menambah koleksi kain batik, saya langsung cari tiket kereta.

Selain itu pemandangan yang bisa dilihat dari dalam kereta sungguh indah. Jika saya sudah melihat gunung Ciremai nun jauh disana, itu tandanya sebentar lagi kereta akan sampai di Cirebon.


Rasanya saya sudah jatuh cinta dengan PT KAI :)

No comments:

Post a Comment