Pages

Monday, December 23, 2013

Ngubek Pecinan Jakarta - Glodok dsk

Minggu pagi yang gerimis saya dan Osy bergegas menuju gedung Candranaya dekat pertokoan Glodok. Kali ini bukan untuk wisata sejarah, melainkan wisata kuliner!

Sebetulnya bukan baru kali ini saya ngider Glodok dan sekitarnya. Udah cukup sering tapi karena kesempatan kali ini ada tokoh kuliner yang akan ikut juga.

Biaya pendaftaran Rp 50.000/orang tapi sayang sepertinya peminatnya kurang. Besar kemungkinan karena promosi yang tidak gencar dan kurangnya sebaran promosi. Jangan sampai terlambat datang ddi TKP, karena si Bapak tokoh kuliner ini sangat tepat waktu.

Pasang mata mendekasi lokasi, secara Candranaya ini tempatnya nyempil dan dikelilingi gedung2 tinggi. Alhamdulillah... gak kelewatan.

Sampai di gedung Candranaya masih sedikit peserta yang datang. Ya iyalah, abis hujannya datang pergi gini. Saat daftar ulang bukti transfer ditukar voucher makan yang nilainya sama, yaitu Rp 50.000.

Sebelum acara dimulai saya berkeliling gedung ini. Senang sekalai akhirnya Candranaya dibuka untuk umum dan dalam kondisi yang bersih. Sebelumnya bangunan ini tidak dibuka untuk umum dan saya beruntung pada saat itu saya dapat masuk karena bergabung dengan kegiatan suatu komunitas yang mengadakan wisata sejarah di sekitar pecinan Jakarta.

Candranaya, bangunan berarsitektur China yang terletak di pinggir jalan Gajah Mada. Dulunya bangunan ini adalah rumah seorang Kapitan China di Batavia. Rumah induk yang luas dengan courtyard di tengahnya lengkap dengan pintu kayu bertuliskan aksara Mandarin dan kolam ikan dan pendopo untuk leyeh2 di belakang rumah ini. Konon dibelakang dari bangunan induk ini terdapat bangunan 2 lantai yang diperuntukan bagi para selir sang Kapitan. Ebuset berapa banyak ya selirnya sampai harus membangun rumah 2 tingkat? Bangunan yang di belakang saat ini sudah tidak ada dan diganti dengan sebuah hotel.

Di samping kiri dari bangunan ini terdapat kedai Kopi Oey yang menyediakan berbagai makanan dan minuman. Nah... hari ini Kopi Oey yang mengadakan acara "Blusukan di Petak 9".

Hujan yang konsisten turun membuat jadwal acara diubah. Jalan2nya setelah hujan reda, dimulai dengan tanya jawab dengan Bapak tokoh kuliner. Banyak informasi yang didapat dari bincang2 ini. Oiya, salah satu peserta jalan2 ini adalaha anak bungsu mantan Presiden RI. Tapi beneran deh, dia gak keliatan berbeda dengan peserta yang lain; nyantai aja dengan teman2nya dan mudah berbaur.

Acara tanya jawab selesai, rencananya mau jalan etapi kog hujannya masih lanjut. Nunggu lagi... Sambil megang teh panas, mulut mengunyah singkong goreng sambal roa. Nikmatnya...

Tadinya kita mau pakai voucher yang sudah diberikan nanti setelah selesai jalan2 tapi secara gak tau mau jam berapa jalan, ya kita pakai aja itu voucher sekarang. Ada 3 paket makanan dan minuman yang ditawarkan kepada pengguna voucher dan kebetulan saya bertiga tuh. Jadilah kita masing2 memesan menu yang berbeda sehingga bisa ngerasain semua menu :D.

3 menu makanan yang dipesan adalah Sego Ireng, Soto Tangkar dan Brongkos sementara minuman yang dipesan adalah es tek tarik dan es cincau jahe. Kita gak pesen es kopi Indo Cina alias es kopi ala Vietnam karena udah sering pesan.

Saat menunggu makanan datang, panitia mengumumkan lomba foto yang boleh diikuti oleh semua peserta. Objek fotonya boleh apa saja, tidak dibatasi selagi di acara ini. Boleh makanan, dekorasi, tampak luar kedai ataupun Candranaya.

Saya dan teman saya ikutan aja, buat ngeramein acara. Seriusan, kita sih cuma tukang foto amatiran plus narsis. Malah foto2 di kamera saya nyaris semua isinya foto makanan :D.

Saat makanan datang, meja saya lah yang paling heboh. Seperti biasa ritual foto2 dulu. Ngatur2 meja dan makanannya. Buat saya semua makanan  yang dipesan enak! Es cincau hijau jahe juga gak salah pilih.

Ternyata.... acara blusukan Petak Sembilan bersama Pak Kuliner batal karena hujan masih turun malah kadang cukup deras. Ya udah, kita lanjut menikmati makan aja. Dan kita sudah bertekad kalopun acaranya batal, kita akan lanjut jalan2 sendiri. Kebetulan ada beberapa peserta lain sebut saja rombongannya Nay, yang mau gabung jalan bareng.

Eh salah satu foto saya menang lomba loh. Yah walaupun cuma juara ke 4. Hadiah yang diterima kopi Aroma, 1 pack teh Cap Botol dan 1 pack teh melati Solo plus beberapa voucher makah. Ini mah bayar Rp 50.000 tapi cash back-nya banyak. Hihihi...

Kelar makan2 kita mulai bergerak. Dimulai dengan jalan ke Pasar Petak Sembilan. Jadi dari Candranaya gak perlu jalan sampai Glodok. Jalan sebelum pertokoan Glodok bisa menuju ke klenteng Jin De Yuan, klenteng terbesar di Petak Sembilan. Karena klenteng ini terletak di tenagah pasar dan saat kesana hujan, kita jalan berbecek ria. Untungnya jalan di pasar ini sudah di paving. Sebelumnya masih berupa tanah.

Eh anaknya mantan presiden RI itu juga ikutan jalan2 loh. Orangnya seru dan gak canggung untuk jalan di tempat becek, ujan2an dan makan di kedai di pasar.

Oiya, beberapa tahun yang lalu saya pernah ke klenteng ini bersama salah satu komunitas sejarah untuk melihat kemeriahan saat malam perayaan Imlek. Ramae banget! Klenteng penuh dengan orang yang akan berdoa dan para pengemis yang duduk berbaris di halaman klenteng. Suasana diluar klenteng pun gak kalah heboh. Kembang api dan petasan saling bersahutan.

Suka deh kalo ke pasar ini, sayur, buah dan barang2 lain terlihat segar. Dan di pasar ini saya menemukan barang yang tidak ditemukan di pasar basar dekat rumah saya seperti teripang/hoisom, daun pembungkus bacang, aneka sayuran dll. Di pasar ini juga saya kenal kue mipan untuk pertama kali. Dan kalo ke sini menjelang Imlek, wah... rame deh.

Disini kita gak makan apapun. Ya iyalah, secara pasar gitu. Kata teman saya sih, di salah satu gang disini ada yang jual es selendang mayang yang enak. Lain waktu ngubek tempat ini lagi deh :D

Tujuan berikutnya adalah Gang Gloria yang berlokasi di seberang Pasar Petak Sembilan. Nah... disini tuh segala macam makanan ada. Tapi... hati2 ya, karena sebagian besar makanan disini tidak halal, mengandung miss Piggy.

Akhirnya kita terdampar di kedai kopi legendaris Tak Kie. Selain pesan es kopi hitam dan es kopi susu ada juga yang pesan nasi tim ayam dan bakmie. Enci yang jual bakmie di Tak Kie heboh dan ramah.

Dari kedai Tak Kie lanjut jalan menuju toko Kawi. Beberapa peserta berlanja di sini. Toko Kawi tuh semacam supermarket kecil yang menjual beberapa produk import.

Tepat di seberang toko Kawi ada food court yang menjual aneka makanan. Sebetulnya sih pengen banget makan gado2 Direksi, tapi ternyata dia tutup setiap hari Minggu.

Dari sini kita lanjut mau cari sate kuah di kasawan pasar pagi lama. Kita buta informasi mengenai tempat ini boro2 ancer2nya, lah alamatnya aja gak tau. Suka banget kalo ke pasar pagi ini. Sagala aya deh. Dari asesoris rambut, sepatu karet, mainan anak2 dll tersedia.

Setelah berbecek2 dan nyaris nyasar serta telpon sana sini, akhirnya kita sampai di Soto Tangkar dan Sate Kuah H. Diding di Pasar Pagi Lama. Tempatnya berupa kios kecil jadi mendadak penuh dengan kedatangan gerombolan kita. Beberapa peserta mengungsi duduk di sebrang kios sementara saya dan 2 lainnya bertahan di dalam kios. Rasa manis meresap dalam sate daging sapi ini. Tips dari saya sebaiknya memesan sate dengan kuah dipisah, sehingga kelezatan sate tidak hilang dalam kuah.

Sungguh begah perut ini dimasukin berbagai makanan dan minuman. Di tempat ini kita berpisah dengan rombongan Nay karena saya, Osy dan Bu Yati pulang ke arah stasiun Kota. Sebelum pulang kita mampir ke Museum Bank Mandiri dulu, mau numpang ke toliet. Hihihi...

Dasar rezeki, niat awalnya cuma ke toilet eh penasaran sama pemilihan Koko dan Cici yang diadain di Museum Bank Mandiri. Dan terjebaklah kita di keriaan ini. Gak cuma foto bareng Cici dan Koko terpilih tapi juga bisa mencicipi ronde dan dapet jatah makan siang. Sumpah... kita gak minta loh :D.

Ternyata setiap tanggal 22 Desember selain diperingati sebagai Hari Ibu juga konon di China dirayakan sebagai Hari Onde atau Ronde, jadi bukan kue onde onde loh.

Jadi walaupun di luar sana hujan turun tanpa henti, tapi hari ini riang gembira tuh... :P

Kopi Oey Candranaya
Green Central City - Hotel Novotel (seberang LCT Glodok)
Jl. Gajah Mada 188

Kedai Kopi Tak Kie, Toko Kawi & Gado-Gado Direksi
Gang Gloria, Pancoran
Glodok - Jakarta Barat

Soto Tangkar & Sate Kuah Daging Sapi
Aneka Sari - Pak H. Diding
Jl. Pasar Pagi Lama Los T28 B & C

Kota - Jakarta Barat
Telepon: 6300608

Tuesday, December 17, 2013

Diundang Nonton Pertunjukkan HUT Group Media Elektronik

Jadi hari Minggu, 25 Desember 2013 saya dan adik saya datang ke perhelatan ulang tahun media elektronik yang dimiliki oleh salah satu group perusahaan besar di indonesia. Dan saya mendapat undangan dari media online di group ini.

Tertera di undangan sih mulai jam 17.00 WIB di Sentul International Convention Center tapi... secara saya memutuskan untuk ikut rombongan bis, maka jam 14.00 harus berkumpul di gedung Aldevco, Buncit Raya. Informasi yang saya dapat, dari meeting point ini akan diberangkatkan 3 bus besar. Wah.. bakal rame nih.

Sampai di TKP tepat jam 13.30, ternyata langsung dibagian kaos, mungkin untuk memudahkan berkumpul saat di SICC. Eh gak cuma kaos tapi sepaket sama makan siang dan snack tuh. Aseeekkk...

Jam 15.00 satu persatu bus berangkat setelah sebelumnya semua undangan foto keluarga dulu :P. Sayang deh, ternyata konsumsi yang disiapkan masih tersisa banyak. Sepertinya beberapa undangan membatalkan kehadiran tanpa memberitahu pihak panitia karena saya lihat masih banyak bangku kosong di bus. Nooohhhh... kelakuan gak bener! Kalo gak bisa dateng, gak usaha sok2an minta undangan dan kalo emang terpaksa gak bisa dateng, info2 dong ke panitianya. You are what you behave!

Alhamdulillah... jalanan gak macet. Sekitar jam 4an sudah sampai di parkiran SICC. Wuih... ternyata banyak bener yang diundang. Terlihat beberapa komunitas dan perusahaan2 dibawah group ini dengan kaos seragam sesuai dengan kelompoknya. Ada juga kelompok penggemar beberapa group band terkenal tuh, tentunya dengan kaos berdasarnya kelompok fansnya. Ebuset, masa' udah mau dibagiin makan lagi. Akhirnya dituker, yang sore ini dibagiin snack box lalu untuk makan malam akan dibagikan antara jam 21.00 - 22.00. Itupun nanti harus keluar dari ruang pertunjukkan. Karena di dalam tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman apalagi bawa rokok dan minuman beralkohol!

Yang nyebelin tuh kelompok genk motor yang juga diundang. Udah sih itu knalpot suaranya berisik banget eh jalannya pake ngacak. Situ mo pamer? Yang ada kita malah eneg! Kenapa sih genk motor itu dimana2 kelakuan nyebelin.

Ternyata kita belum bisa masuk ke dalam SICC karena pintu gerbang baru akan dibuka jam 17.00 nanti. Kalo masih di parkiran gini sih gak keliatan penuh sesaknya. Begitupun saat kita lewatin pintu gerbang. Biasa aja sih antrinya. Informasi dari panitia bis akan kembali ke Jakarta sekitar jam 02.00. Whaaattt?! Begadang nih judulnya. Mau pulang sendiri gak mungkin banget. Secara mana ada bis dari deket2 sini. Kalo acaranya di MEISS atau JCC sih gampang mau pulang sendirian juga.

Naaahhh... menjelang masuk ke dalam SICC tuh yang antrinya ampun2. Gak jelas barisannya yang mana. Belom lagi pas di depan pintu masuk ada sekelompok orang yang membawa bendera kelompok/komunitas. Eh dipikir dengan bawa bendera bisa masuk. Please deh, norak amat, yang boleh masuk tuh cuma yang bawa undangan. Padahal security udah berulang2 ngumumin cuma yang bawa undangan yang bisa masuk dan harus nunjukin masing2. Udah gitu pake maksa lagi. Yang ada orang2 nutupin jalan dan menghambat proses masuk ke dalam gedung.

Gak bisa barengan dalam satu kelompok, karena terpisah saat pemeriksaan barang bawaan. Pas sampe di dalam, bangku di deretan depan sudah penuh. Gak pa2 deh agak diatas yang penting langsung menghadap ke panggung. Gak pake gaya miring badan :D.

Emang nih kalo acara yang kayak gini kudu sabar2 ngadepin tingkah laku undangan laen. Adalah rombongan emak2 yang minta saya untuk bergeser tempat duduknya karena dia gak mau terpsah dengan temannya. Yaelah, situ cari tempat duduk laen deh, jangan suruh saya pindah. Ada juga emak2 yang joget dangdutnya meni heboh pisan! Pake ngajak2 saya lagi. Lah... saya mah gak tau gerakannya apalagi musik dan lagunya.

Saya pengen banget dateng ke acara ini karena mau liat dan dengerin para penyanyi Indonesia yang cukup terkenal yang menyanyikan lagu2nya. Jadi jangan ajak saya untuk ikutan goyang ala Caisar, Suling Emas, Kereta Malam atau yang lainnya.

Oiya, balik dengan emak2 heboh itu, saya jadi heran kenapa mereka hapal bener gerakan serta lagu2 si Caisar ini ya? Saya aja sampe tanya sama adik saya, Osy, siapa sih dia, punya acara apa di TV? Kalo sampe hafal gitu berarti mereka mantengin TV nyaris tiap saat dong. Terus terlihat ada beberapa orang tua yang membawa anak kecil. Hadoh... ini acara kan bakal selesai lewat tengah malam nanti. Tega bener sih itu orang tua bawa anak2nya. Terus ada beberapa ABG alay yang teriak2 saat para penyanyi tampil. Ishhh... Hebatnya ABG2 ini hafal nyaris semua lagu yang dinyanyiin para penyanyi dari lagunya Iwan Fals, Nicky Astria sampe Afghan Syahreza. Eh mereka hafal gak ya pelajaran sejarah, kimia, matematika dll? Hihihi...

Tapi sayang Noah dan Syahrimin eh Syahrani gak tampil live cuma rekamannya aja yang ditampilin. Secara keseluruhan, acara cukup menghibur dengan tata panggung dan tata cahaya dan lampu yang keren. Sayangnya, tidak dipasang layar besar untuk menanyangkan pertunjukkan di panggung bagi pundagan yang duduk di deret atas dan samping kiri dan kanan. Ada sih layar, tapi gak besar jadi gak keliatan detik panggung dan penyanyinya.

Dan yang membosankan adalah konsep acaranya, sepertinya ini acaranya Caisar (Yuk Keep Smile???) yang dipindah dari layar TV ke panggung. Jujur, saya belum pernah nonon itu acara YKS dan gak tau siapa itu Caisar. Tapi di panggung ini keliatan kalo acara HUT ini bintangnya ya si Caisar dengan gaya jogetnya yang bikin heboh.

Trus di saat commercial break di TV, di panggung diisi dengan pertunjukkan dari Silver Boys, itu loh pertunjukkan slapstick dengan para pemain laki2 yang berperan sebagai wanita. Pertunjukkan jadi terburu2 karena waktu yang mepet. Mboknya kalo waktunya gak cukup jangan maksain. Kasian tuh Mbak2 (eh apa Mas2 ya?) terkepot2 diatas panggung dan penonton pun sepertinya gak ada yang peduli.

Masih penasaran sama scene Olga dihipnotis oleh mentalist untuk merasuk menjadi orang lain (Giring Nidji dan Ryan D'Masiv), itu beneran apa cuma settingan sih? Meyakinkan banget deh.

Sekitar jam 01.30 acara selesai. Terhibur dengan penampilan Iwan Fals, BCL, Noah, Afghan, Vidi, Rosa, Reza, Raisa, Cakra Khan dll. Duuuhhh... itu lagu Jodoh Pasti Bertemu-nya Dek Bronces Afghan nohok banget. Jadi inget si Dek Bronces di gurun sana #nomention :P

Tinggal besok nahan ngantuk di kantor nih secara sampe rumah udah jam 03.00. Hoaaammm...

Friday, December 6, 2013

Di-PHP-in LCC

Di-PHP-in sama LCC? Apa sih maksudnya? LCC Low Cost Carrier alias budget airlines alias penerbangan murah. Trus hubungannya sama PHP apa? Jadi nih udah seneng2 dapet tiket promo dengan harga murah walaupun belinya jauh2 hari sebelum keberangkatan eh gak taunya penerbangan ke destinasi tersebut diubah jadwal sepihak bahkan dibatalkan. Semacam Pemberi Harapan Palsu gitu deh.

Sejauh ini saya sudah mengalami 3x di PHP in. Panik? Pastilah! Ada yang tiket berangkat OK tapi pulangnya tiket dibatalin sepihak. Dalam kondisi ini berangkat dan pulang bukan dari kota yang sama. Ada juga yang jadwalnya diubah sepihak jadi gak asik banget.

Pertama kali waktu beli tiket promo Jakarta - Bangkok dan Ho Chi Minh City - Jakarta. Seneng banget dapet tiket murah. Secara perjalanan kali ini butuh biaya yang cukup banyak. Bukan karena mau belanja ini itu tapi karena ada beberapa kota di negara yang berbeda yang mau dikunjungi.

Jadi waktu itu si maskapai merah lagi bikin promo gede2an ke semua destinasi. Tiket dibeli di bulan Januari 2013 untuk keberangkatan September 2013. Lama banget kan tuh. Itinerary udah mulai disusun biar keliatan berapa biaya yang diperlukan. Daaannn... pertengahan Maret 2013 dapet surat cinta dari si maskapai yang isinya kasih tau kalo rute Jakarta Ho Chi Minh pp ditutup. Jegerrrr!!! panik dong saya. Secara saya tau banget gak ada lagi penerbangan langsung dan murah dari Jakarta ke HCMC atau sebaliknya.

Sebetulnya sih ke HCMC itu cuma transit untuk pulang ke Jakarta dari Phnom Penh, Kamboja. Karena dari PNH gak ada penerbangan langsung ke Jakarta. Semua LCC dari PNH pasti menuju SIN atau KUL dan tiketnya lumayan mahal. Jadi daripada langsung PNH-SIN-CGK mending PNH-SGN pake bis trus baru deh pesawat SGN-CGK. Lebih murah dan nambah koleksi cap imigrasi lagi :P

Saya diskusi dengan Mama saya yang akan pergi bersama saya dalam perjalanan ini. Rute mana yang akan kita pilih. Apakah SGN-SIN-CGK atau SGN-KUL-CGK. Di masing2 kota ini kita akan menginap sehari. Mama saya memilih lewat Singapura karena udah lama dia gak ke kota ini. Hihihi...

Beruntung saat saya cari maskapai pengganti, si loreng lagi ngadain promo. Jadilah saya beli tiket pesawat SGN-SIN dan SIN-CGK. Ya memang sih jadinya gak murah, tapi bisa singgah2.

Kejadian kedua adalah pembatalan sepihak oleh maskapai loreng untuk destinasi Jakarta - Padang pp. setelah sebelumnya ubah jadwal (secara sepihak juga) sampe 3x! Beli tiket bulan Maret 2013 untuk berangkat Oktober 2013 dan dibatalin pertengahan Agustus 2013. Yang ini sih gak bingung secara belom booking hotel, tiket pp pula. Terima refund aja deh. Untung dibatalin. Tuh teman saya, kena pas saat perubahan jadwal keberangkatan. Mestinya dari Jakarta berangkat pagi eh malah diubah siang. Jadwal di Padang jadi berantakan karena waktu yang mepet.

Yang ketiga baru saja saya alami. Beli tiket promo si loreng program berangkat bayar pulangnya dibayarin tujuan CGK-KUL pp. Beli di bulan Juli 2013 untuk Januari 2014. Saya pengen banget ke Melaka. Itinerary dan budgeting udah disiapkan bahkan hotel di Melaka dan Kuala Lumpur sudah di pesan di bulan Oktober 2013. Eh tetiba awal Desember 2013 terima e-mail yang isinya jam keberangkatan diubah sepihak. Dari yang tadinya berangkat dari Jakarta jam 07.30 diubah menjadi jam 22.40. Keterlaluan deh. Itu mah sama aja numpang tidur di Kuala Lumpur. Sementara jadwal saya sampai di LCCT langsung naik bis tujuan Melaka. Nah kalo udah malem gitu mau kemana coba? Horor banget pergi tengah malem gitu. Plus saya kan udah pbooking hotel di Melaka. Rugi dobel2 dong.

Gak pake pertimbangan lebih lanjut lagi, langsung telpon ke call center-nya dan minta full refund! Urusan ini beres, masih ada pe er lainnya. Cari maskapai pengganti untuk tujuan yang sama. Lagi2 Tuhan maha baik kepada saya. Si merah lagi ngadain promo. Malah kalau dihitung2 lebih murah (sedikit) daripada si loreng. Udah gitu jadwal penerbangannya lumayan banyak. Jadi bisa berangkat lebih pagi dan kembalinya penerbangan malam. Banyak waktu jadi gak terburu2. Daaannn... bisa ke Batu Caves tuh.

Gitu deh cerita di PHP in sama LCC. Ada kesel, deg2an, panik dll tapi pada akhirnya bersyukur diberi solusi oleh Tuhan. Kapok beli tiket promo? Ya enggak lah. Kalo kapok, gak jalan2 lagi dengan budget terbatas dong.

Monday, December 2, 2013

Kulineran ke Tangerang

Sebetulnya udah lama banget pengen ke Tangerang cuma buat wisata kuliner. Secara banyak yang bilang makanan yang enak2 tuh banyak di Tangerang. Udah 2x sih ke Tangerang, tapi itupun rame2 dalam rangka wisata sejarah; ke vihara, pura, mesjid pintu seribu, museum Benteng Heritage dll.

Nah hari Minggu kemaren 1 Desember saya beserta beberapa teman mau ke Tangerang dengan menggunakan kereta. Buat seru2an aja. Udah diwanti2 sama teman, nanti beli tiket komuternya untuk tujuan Tangerang, walaupun nantinya akan transit di stasiun Duri. Dengan sistem kartu ini, kalo salah turun bisa didenda Rp 50.000 loh.

Beruntung saat berangkat, hujan sudah reda. Padahal subuh tadi hujan deras banget. Berangkat dari rumah jam 06.45 dengan sarapan muesli dan susu dulu. Kalo nanti bisa langsung sarapan di Tangerang sih bagus, nah kalo enggak, kan bisa pengsan tuh.

Jalan dikit sampe perempatan Jl Angkasa/Pasar Baru gak perlu nunggu lama, langsung ada bis yang menuju Kota. Efek dari hujan besar, sungai di depan Mangga Dua Square meluap ke jalan dengan airnya yang berwarna hitam itu. Huek...

Jam 07.15 sudah sampai di stasiun Kota dan langsung ke loket pembelian kartu. Tarif kereta ke Tangerang Rp 3.000 plus deposit untuk kartu Rp 5.000. Uang deposit ini akan dikembalikan dengan menukarkan kartu. Oiya, untuk ke Tangerang, kita harus naik kereta ke stasiun Duri dulu baru disana ganti kereta dengan tujuan Tangerang.

Jam 07.30 kereta berangkat. Tertahan agak lama di stasiun Kampung Bandan. Dari situ bablas ke stasiun duri tanpa berhenti di stasiun Muara Angke. Ditinggal kereta yang ke Tangerang karena jam 07.45 kereta berangkat. Akhirnya nunggu kereta berikutnya yang akan berangkat jam 08.25. Gak papa lah...

Akhirnya kereta yang ditunggu datang juga. Masih kosong bo... Jangan khawatir kelewat stasiun Tangerang karena stasiun Tangerang tuh mentok kayak di stasiun Kota. Keluar dari stasiun saya langsung beli tiket untuk balik ke stasiun Kota biar nanti gak perlu antri pas pulang. Dari situ keluar stasiun dan nunggu angkot warna kuning tujuan Soleh Ali. Target pertama adalah Nasi Uduk dan Nasi Ulam Encim Sukaria.

Angkot kuning datang etapi ini sopirnya kagak tau jalan deh. Nanya kalo mau ke Jl Soleh Ali kudu turun dimana eh dia gak tau. Untung ada enci2 yang bilang kudu lewatin jalan kecil karena angkotnya gak lewat Jl Soleh Ali. Gak seberapa jauh sih dari stasiun Tangerang. Bayar angkot Rp 2.500/orang.

Ternyata eh ternyata di kiri kanan & seberang dari depotnya Encim Sukaria tuh berderet depot penjual aneka makanan. Ada bubur ayam, soto mie, pempe bahkan jus. Kali ini kita kurang beruntung. Nasi Ulamnya udah kehabisan. Jadi aja deh saya makan nasi uduk dan teman lainnya lontong sayur.

Nasi uduk tampil standar dengan bihun goreng dan semur tahu dan kentang. Lauk lainnya bisa pilih sendiri. Tapi juaranya tuh mirong/bakwan udang yang crunchy. 1 porsi nasi uduk, bihun goreng, semur tahu dan ketang, mirong dan tahu goreng tepung plus 1 gelas teh tawar dibayar seharga Rp 20.000. Lain kali harus nyobain Nasi Ulam dan Lontong Sayurnya! *tekad

Oh... ternyata kalo mau ke Encim Sukaria, itu angkot minta berenti di Gang Sukaria. Dari situ tinggal jalan langsung seberang depot Encim Sukaria. Dari situ kita mau ngubek Pasar Lama dan secara dari Soleh Ali gak ada angkot yang kesana terpaksa agak2 jalan kaki mana panas terik gini.

Akhirnya kita mutusin untuk naik angkot dan bilang mau ke klenteng Boen Tek Bio di Pasar Lama. Ini juga gak seberapa jauh dan bayar Rp 2.500/orang. Dari situ jalan dikit. Menuju pasar, terlihat ada rumah tinggal dengan ornamen Cina seperti rumah jaman baheula. Banyak kedai yang jual makanan berbahan Miss Piggy. Jelas gak mungkin ngajak Mama kesini. Bisa2 dia gak makan 7 hari 7 malem tuh. *lebay

Sebetulnya saya pengen beli kue putu mayang yang warna hijau asli daun pandan. Tapi yang ada malah hijau pake pewarna. Yang ada malah beli BGT (bawang goreng Tangerang) 2 bungkus. Teman2 yang lain ada yang belanja termos air panas buat bikin kopi, ada juga yang beli jepitan baju dari kayu. Gini nih kalo udah blusukan pasar, beli yang enggak2.

Ada teman yang pengen masuk museum Benteng Heritage yang letaknya di tengah pasar. Sayang museumnya gak kunjung di buka. Padahal tertulis buka jam 11.00. Mungkin karena pasar belum bubaran kali ya. Museum dibuka saat pasar sudah bubar. Ya sudah lah mungkin belum rejeki untuk ke museum ini. Lain kali deh mampir lagi.

Dari situ kita mau beli laksa yang konon kabarnya ada di dekat penjara wanita di daerah M. Yamin, Tangerang. Tapi sebelumnya kita ngadem di pinggir sungai Cisadane sambil ngegares cendol/dawet ayu :D.

Ternyata ada angkot warna kuning yang langsung ke tempat jualan laksa. Wah... perjalanan kali ini lumayan jauh. Tuh... ongkosnya aja sampe Rp 5.000/orang. Ternyata ini adalah semacam food court dengan deretan penjual laksa dengan berbagai nama. Yah... mana kita tau laksa mana yang enak. Disini cuma pesen laksa untuk dibawa pulang. Ya iyalah... masih penuh nih perut.

Dari situ kita balik lagi ke Pasar Lama, masih penasaran sapa tau museumnya udah buka. Tapi ternyata belum buka juga. Akhirnya saya beli  pepaya karena keliatannya manis dan besar seharga Rp 5.000. Teman saya yang mencicipi pepaya tersebut bilang manis. Tapi lumayan berat nih. Teman yang lain beli kerak telor dengan 2 telur bebek seharga Rp 20.000. Aneh juga sih, beli kerak telor di Pasar Lama Tangerang. Tapi enak loh kerak telornya.

Dari situ jalan ke stasiun karena memang gak ada angkot kesana dan gak terlalu jauh juga sih. Gak lama nunggu, kereta datang. Sempet tidur bentar di dalam kereta. Sampe di stasiun Duri saya berpisah dengan teman2. Saya menuju Kota dan yang lain menuju Sudirman dan Depok Lama.

Ya ampun kereta yang ke Kota lama banget datangnya. Bahkan setelah kereta teman2 saya berangkat, kereta saya belum muncul juga. Mana panas dan gak kebagian bangku lagi. Akhirnya kereta yang ditunggu datang juga. Tapi... gak sampe Kota harus turun di Kampung Bandan trus nyambung kereta laen ke Kota. Ya ampun... Mana penuh dan gak dapet tempat duduk.

Sampe di Kampung Bandan, dibilang kereta yang ke Kota ada di jalur 3 etapi kog saya cuma liat jalur 1 dan jalur 2. Jalur 3 nya mana ya? Ternyata harus naek dulu karena beda jalur. Naek turun bawa pepaya berat lagi eh pake salah turun tangga! Agak setengah lari terkepot2 karena pas diatas ada pengumamam kereta yang ke kota sudah masuk stasiun. Wah... kalo ditinggal pasti lama lagi nunggunya.

Hahaha... ternyata itu kereta ngetem lumayan lama di Kampung Bandan. Nyesel tadi agak lari2. Lamaan nunggu kereta jalan daripada jarak tempuh ke stasiun Kota. Nyampe di stasiun Kota langsung antri untuk nukerin kartu dan dapat Rp 5.000,-. Ebuset itu yang antri beli tiket kereta komuter panjang bener ya. Gw mah gak sabar deh. Untungnya untuk loket refund kartu gak terlalu panjang, Kalo antriannya seperti yang mau beli tiket gitu sih mending ditinggal aja.

Berakhir sudah jalan2 ke Tangerang hari ini. For sure, lain kali gak akan nolak kalo ada yang ngajak ke Tangerang lagi :P

Nasi Uduk & Ketupat Sayur Encim Sukaria
Jl. Soleh Ali No 90, Kapling, Tangerang
Telepon: 552 1049

Kawasan Kuliner Laksa Tangerang
Jl. Raya Moh. Yamin, Tangerang (samping LP Wanita)


Pengalaman Perpanjang SIM A

Pe er 5 tahunan tuh adalah perpanjang SIM dan KTP. Males banget karena yang terbayang tuh berbelit2 prosesnya. Nah... tahun ini giliran harus memperpanjang SIM A. Udah ada rencana untuk memperpanjang di Polsek Kemayoran seperti yang biasanya dilakukan. Karena relatif dekat dengan rumah.

Beberapa hari sebelumnya udah cari2 nomer telepon polsek ini. Untuk memastikan saja melayani perpanjangan SIM dan menanyakan jam bukanya. Ternyata masih melayani dan mulai jam 08.00 di hari Sabtu.

Tepat di hari Sabtu, 16 November 2013 jam 07.30 saya ke Polsek Kemayoran.Menurut saya sih udah kesiangan. SEcara niat awalnya berangkat jam 7an, tapi kog ya badan ini malas untuk digerakkan. Oiya, saya sudah siapkan fotokopi KTP dan SIM yang akan diganti masing2 5 lembar. Bukan masalah ogah rugi kalo fotokopi di Polsek, tapi biar cepet aja.

Sampai di Polsek ternyata baru jam 07.45. Wuih cepet juga yah, padahal naek metromini P10 loh, turun di depan Polsek. Loket pendaftaran perpanjangan SIM belum dibuka pun baru saya yang datang untuk perpanjang. Asik nih, bisa cepet kelar *berdoa.

menunggu loket dibuka, iseng membaca papan pengumuman yang ada. Eh ada pengumuman yang mencantumkan proses perpanjangan SIM A/C akan selesai dalam waktu 15 menit. Hebat euy... Etapi kog gak ada yang mencamtumkan biaya ya? Kan biar transparan tuh. Satu per satu calon pendaftar berdatangan. Nah waktunya mulai ngantri di depan loket nih.

Tepat jam 08.00 loket dibuka etapi jadi pindah tempat tuh. Bergeser dikit sih dan tetep dong saya di urutan pertama. Disini diminta KTP dan SIM asli untuk input data. Kemudian bergeser ke loket sebelah. Karena ada pengumuman di selembar kerta yang ditulis tangan "Laminating anti gores Rp 3.500,-" saya langsung ngeluari uang Rp 5.000. Ternyata salah! Saya harus bayar Rp 30.000 untuk biaya asuransi tanpa kuitansi. Sapa suruh gak pasang daftar biaya. Dari sini dapet surat pengantar untuk tes kesehatan.

Dikira beneran tes kesehatan eh ternyata cuma tes ketajaman mata dan buta warna doang dengan membaca huruf2 dari yang ukuran besar sampai terkecil dan menyebut angka2 diantara warna warni. Disini bayar Rp 30.000 masih tanpa kuitansi. Lucunya, ada Ibu2 setelah saya, ditanya pakai kacamata atau enggak dan dijawab pakai tapi gak bawa, cuma disuruh baca huruf terkecil tapi masih bisa dideketin dulu tuh tulisan. Ya pasti lulus lah...

Lanjut sesi foto. Karena SIM berlaku untuk 5 tahun jadi usahakan untuk foto secakep mungkin. Tentunya dengan mulut harus tertutup ya. Senyumnya gak boleh lebar2, jangan sampe mulut terbuka apalagi keliatan gigi.

Kelar dari sini diminta untuk nunggu hasil. Penasaran, saya tanya ke petugasnya apakah gak perlu isi formulir apapun? Dijawab gak perlu! Dan... voila.... dalam waktu 5 menit SIM A yang udah diperpanjangpun jadi. Eh jangan ngeloyor dulu, bayar tuh Rp 110.000 yang katanya biaya untuk pembuatan SIM. Dan lagi-lagi gak pake kuitansi.

Kesimpulannya perpanjang SIM A gak ribet dan bisa dilakukan sendiri, gak perlu pake calo. SIM jadi dalam waktu 12 menit dan total biaya Rp 170.000. Eh masih penasaran nih, sebetulnya berapa sih biaya resmi perpanjang SIM A?