Pages

Monday, December 23, 2013

Ngubek Pecinan Jakarta - Glodok dsk

Minggu pagi yang gerimis saya dan Osy bergegas menuju gedung Candranaya dekat pertokoan Glodok. Kali ini bukan untuk wisata sejarah, melainkan wisata kuliner!

Sebetulnya bukan baru kali ini saya ngider Glodok dan sekitarnya. Udah cukup sering tapi karena kesempatan kali ini ada tokoh kuliner yang akan ikut juga.

Biaya pendaftaran Rp 50.000/orang tapi sayang sepertinya peminatnya kurang. Besar kemungkinan karena promosi yang tidak gencar dan kurangnya sebaran promosi. Jangan sampai terlambat datang ddi TKP, karena si Bapak tokoh kuliner ini sangat tepat waktu.

Pasang mata mendekasi lokasi, secara Candranaya ini tempatnya nyempil dan dikelilingi gedung2 tinggi. Alhamdulillah... gak kelewatan.

Sampai di gedung Candranaya masih sedikit peserta yang datang. Ya iyalah, abis hujannya datang pergi gini. Saat daftar ulang bukti transfer ditukar voucher makan yang nilainya sama, yaitu Rp 50.000.

Sebelum acara dimulai saya berkeliling gedung ini. Senang sekalai akhirnya Candranaya dibuka untuk umum dan dalam kondisi yang bersih. Sebelumnya bangunan ini tidak dibuka untuk umum dan saya beruntung pada saat itu saya dapat masuk karena bergabung dengan kegiatan suatu komunitas yang mengadakan wisata sejarah di sekitar pecinan Jakarta.

Candranaya, bangunan berarsitektur China yang terletak di pinggir jalan Gajah Mada. Dulunya bangunan ini adalah rumah seorang Kapitan China di Batavia. Rumah induk yang luas dengan courtyard di tengahnya lengkap dengan pintu kayu bertuliskan aksara Mandarin dan kolam ikan dan pendopo untuk leyeh2 di belakang rumah ini. Konon dibelakang dari bangunan induk ini terdapat bangunan 2 lantai yang diperuntukan bagi para selir sang Kapitan. Ebuset berapa banyak ya selirnya sampai harus membangun rumah 2 tingkat? Bangunan yang di belakang saat ini sudah tidak ada dan diganti dengan sebuah hotel.

Di samping kiri dari bangunan ini terdapat kedai Kopi Oey yang menyediakan berbagai makanan dan minuman. Nah... hari ini Kopi Oey yang mengadakan acara "Blusukan di Petak 9".

Hujan yang konsisten turun membuat jadwal acara diubah. Jalan2nya setelah hujan reda, dimulai dengan tanya jawab dengan Bapak tokoh kuliner. Banyak informasi yang didapat dari bincang2 ini. Oiya, salah satu peserta jalan2 ini adalaha anak bungsu mantan Presiden RI. Tapi beneran deh, dia gak keliatan berbeda dengan peserta yang lain; nyantai aja dengan teman2nya dan mudah berbaur.

Acara tanya jawab selesai, rencananya mau jalan etapi kog hujannya masih lanjut. Nunggu lagi... Sambil megang teh panas, mulut mengunyah singkong goreng sambal roa. Nikmatnya...

Tadinya kita mau pakai voucher yang sudah diberikan nanti setelah selesai jalan2 tapi secara gak tau mau jam berapa jalan, ya kita pakai aja itu voucher sekarang. Ada 3 paket makanan dan minuman yang ditawarkan kepada pengguna voucher dan kebetulan saya bertiga tuh. Jadilah kita masing2 memesan menu yang berbeda sehingga bisa ngerasain semua menu :D.

3 menu makanan yang dipesan adalah Sego Ireng, Soto Tangkar dan Brongkos sementara minuman yang dipesan adalah es tek tarik dan es cincau jahe. Kita gak pesen es kopi Indo Cina alias es kopi ala Vietnam karena udah sering pesan.

Saat menunggu makanan datang, panitia mengumumkan lomba foto yang boleh diikuti oleh semua peserta. Objek fotonya boleh apa saja, tidak dibatasi selagi di acara ini. Boleh makanan, dekorasi, tampak luar kedai ataupun Candranaya.

Saya dan teman saya ikutan aja, buat ngeramein acara. Seriusan, kita sih cuma tukang foto amatiran plus narsis. Malah foto2 di kamera saya nyaris semua isinya foto makanan :D.

Saat makanan datang, meja saya lah yang paling heboh. Seperti biasa ritual foto2 dulu. Ngatur2 meja dan makanannya. Buat saya semua makanan  yang dipesan enak! Es cincau hijau jahe juga gak salah pilih.

Ternyata.... acara blusukan Petak Sembilan bersama Pak Kuliner batal karena hujan masih turun malah kadang cukup deras. Ya udah, kita lanjut menikmati makan aja. Dan kita sudah bertekad kalopun acaranya batal, kita akan lanjut jalan2 sendiri. Kebetulan ada beberapa peserta lain sebut saja rombongannya Nay, yang mau gabung jalan bareng.

Eh salah satu foto saya menang lomba loh. Yah walaupun cuma juara ke 4. Hadiah yang diterima kopi Aroma, 1 pack teh Cap Botol dan 1 pack teh melati Solo plus beberapa voucher makah. Ini mah bayar Rp 50.000 tapi cash back-nya banyak. Hihihi...

Kelar makan2 kita mulai bergerak. Dimulai dengan jalan ke Pasar Petak Sembilan. Jadi dari Candranaya gak perlu jalan sampai Glodok. Jalan sebelum pertokoan Glodok bisa menuju ke klenteng Jin De Yuan, klenteng terbesar di Petak Sembilan. Karena klenteng ini terletak di tenagah pasar dan saat kesana hujan, kita jalan berbecek ria. Untungnya jalan di pasar ini sudah di paving. Sebelumnya masih berupa tanah.

Eh anaknya mantan presiden RI itu juga ikutan jalan2 loh. Orangnya seru dan gak canggung untuk jalan di tempat becek, ujan2an dan makan di kedai di pasar.

Oiya, beberapa tahun yang lalu saya pernah ke klenteng ini bersama salah satu komunitas sejarah untuk melihat kemeriahan saat malam perayaan Imlek. Ramae banget! Klenteng penuh dengan orang yang akan berdoa dan para pengemis yang duduk berbaris di halaman klenteng. Suasana diluar klenteng pun gak kalah heboh. Kembang api dan petasan saling bersahutan.

Suka deh kalo ke pasar ini, sayur, buah dan barang2 lain terlihat segar. Dan di pasar ini saya menemukan barang yang tidak ditemukan di pasar basar dekat rumah saya seperti teripang/hoisom, daun pembungkus bacang, aneka sayuran dll. Di pasar ini juga saya kenal kue mipan untuk pertama kali. Dan kalo ke sini menjelang Imlek, wah... rame deh.

Disini kita gak makan apapun. Ya iyalah, secara pasar gitu. Kata teman saya sih, di salah satu gang disini ada yang jual es selendang mayang yang enak. Lain waktu ngubek tempat ini lagi deh :D

Tujuan berikutnya adalah Gang Gloria yang berlokasi di seberang Pasar Petak Sembilan. Nah... disini tuh segala macam makanan ada. Tapi... hati2 ya, karena sebagian besar makanan disini tidak halal, mengandung miss Piggy.

Akhirnya kita terdampar di kedai kopi legendaris Tak Kie. Selain pesan es kopi hitam dan es kopi susu ada juga yang pesan nasi tim ayam dan bakmie. Enci yang jual bakmie di Tak Kie heboh dan ramah.

Dari kedai Tak Kie lanjut jalan menuju toko Kawi. Beberapa peserta berlanja di sini. Toko Kawi tuh semacam supermarket kecil yang menjual beberapa produk import.

Tepat di seberang toko Kawi ada food court yang menjual aneka makanan. Sebetulnya sih pengen banget makan gado2 Direksi, tapi ternyata dia tutup setiap hari Minggu.

Dari sini kita lanjut mau cari sate kuah di kasawan pasar pagi lama. Kita buta informasi mengenai tempat ini boro2 ancer2nya, lah alamatnya aja gak tau. Suka banget kalo ke pasar pagi ini. Sagala aya deh. Dari asesoris rambut, sepatu karet, mainan anak2 dll tersedia.

Setelah berbecek2 dan nyaris nyasar serta telpon sana sini, akhirnya kita sampai di Soto Tangkar dan Sate Kuah H. Diding di Pasar Pagi Lama. Tempatnya berupa kios kecil jadi mendadak penuh dengan kedatangan gerombolan kita. Beberapa peserta mengungsi duduk di sebrang kios sementara saya dan 2 lainnya bertahan di dalam kios. Rasa manis meresap dalam sate daging sapi ini. Tips dari saya sebaiknya memesan sate dengan kuah dipisah, sehingga kelezatan sate tidak hilang dalam kuah.

Sungguh begah perut ini dimasukin berbagai makanan dan minuman. Di tempat ini kita berpisah dengan rombongan Nay karena saya, Osy dan Bu Yati pulang ke arah stasiun Kota. Sebelum pulang kita mampir ke Museum Bank Mandiri dulu, mau numpang ke toliet. Hihihi...

Dasar rezeki, niat awalnya cuma ke toilet eh penasaran sama pemilihan Koko dan Cici yang diadain di Museum Bank Mandiri. Dan terjebaklah kita di keriaan ini. Gak cuma foto bareng Cici dan Koko terpilih tapi juga bisa mencicipi ronde dan dapet jatah makan siang. Sumpah... kita gak minta loh :D.

Ternyata setiap tanggal 22 Desember selain diperingati sebagai Hari Ibu juga konon di China dirayakan sebagai Hari Onde atau Ronde, jadi bukan kue onde onde loh.

Jadi walaupun di luar sana hujan turun tanpa henti, tapi hari ini riang gembira tuh... :P

Kopi Oey Candranaya
Green Central City - Hotel Novotel (seberang LCT Glodok)
Jl. Gajah Mada 188

Kedai Kopi Tak Kie, Toko Kawi & Gado-Gado Direksi
Gang Gloria, Pancoran
Glodok - Jakarta Barat

Soto Tangkar & Sate Kuah Daging Sapi
Aneka Sari - Pak H. Diding
Jl. Pasar Pagi Lama Los T28 B & C

Kota - Jakarta Barat
Telepon: 6300608

No comments:

Post a Comment