Pages

Monday, June 23, 2014

Banyuwangi - The Sunrise of Java (Day 1)

Jakarta - Surabaya - Banyuwangi
Jumat, 20 Juni 2014


Detik Travel Tour Banyuwangi "Explore Indonesia"
Rp 1.980.000


2 types of group
  • Family (pendopo kabupaten, pusat belanja oleh2, pantai Pulau Merah, makan malam nasi tempong, belanja batik Banyuwangi, tambak unagi, makan siang ayam pedas di tengah sawah, pantai Bedul dan menusuri mangrove dengan perahu, makan malam dan pagelaran seni di desa Kemiren)
  • Adventure (pendopo kabupaten, pusat belanja oleh2, pantai Pulau Merah, makan malam nasi tempong, gunung Ijen, air terjun Ijen, makan siang rujak soto, alas purwo, makan malam dan pagelaran seni di desa Kemiren)
GA 302 -- CGK - SUB
ETD 05.30 ETA 07.05

GA 4300 -- SUB - BWX
ETD 08.40 ETA 09.30

Dari 2 Juni 2014 saya membaca via twitter bahwa Detik Travel akan mengadakan tour ke Banyuwangi dengan biaya Rp 1.980.000 dan bagi yang berminat untuk mengirim e-mail ke bagian promosi Detik.com. Entah kenapa saya sangat antusias dan tertarik untuk ikut. Lansung saya kirim e-mail yang dimaksud.

Jelas saya sangat tertarik. Karena dalam bayangan saya tempat wisata di Banyuwangi tidak mungkin saya datangi sebagai solo traveller.

Keesokan harinya e-mail dibalas dan diberikan link untuk pendaftaran. Trip ini dijadikan 2 kelompok; Family dan Adventure. Jelas saya pilih yang adventure. Jadi selain menikmati alam Banyuwangi juga ada wisata kulinernya. Ini yang saya suka.

Saking semangatnya, sebelum dateline pembayaran, sudah transfer tuh. Gak lupa untuk mengirim bukti transfer via scan e-mail dan fax. Sayangnya, panitia gak merespon via e-mail sehingga saya harus berulang2 menelepon panitia. Padahal susah banget loh untuk bisa menelepon mereka. Saluran teleponnya sibuk teruuusss!!!

Sebetulnya agak ragu juga sih apakah saya bisa nyampe ke kawah Ijen karena sebetulnya saya gak suka untuk kegiatan trekking ataupun hiking. Capek bo... Etapi tergantung sama apa yang akan dilihat sih. Kalo cuma nge-camp terus liat sunrise di gunung sih, malay (males) lah.

Untuk itu saya tanya2 ke teman2 saya yang tau betul mengenai saya, menurut mereka saya bisa mencapai Ijen, medannya bisa saya lalui. Pelan2 aja. Lagian menurut teman2 saya, walaupun menanjak, selama itu adalah jalur wisata mestinya gak ada masalah untuk saya melewatinya. Itu cukup untuk memantapkan saya untuk memilih kelompok adventure. Saya juga tanya peralatan apa saja yang harus dibawa. Oke, windbreaker jacket emang gak punya tapi saya akan bawa thermal jacket begitujuga karena saya gak suka pake topi kupluk, saya akan bawa earmuff :D.

Saking waktunya mepet dan saya gak bisa keluar kantor, pembelian asuransi perjalanan pun  saya lakukan via online. Untung perusahaan asuransi yang saya pilih bisa melakukan transaksi jarak jauh.

Akhirnya hari yang ditunggu2 datang juga! Berangkat dari rumah 02.45 demi mengejar bus Damri pertama ke bandara Soekarno Hatta yang berangkat jam 03.00 untuk dari rumah menuju Gambir dianterin. Lumayan menghemat waktu.

Sekitar 45 menit perjalanan akhirnya sampai di Terminal 2 bandara Soetta. Eh baru kali ini loj saya terbang melalui terminal 2 setelah sekian lama absen karena lebih sering via Terminal 3 :D. Sesuai dengan informasi dari panitia, peserta menunggu di KFC. Di KFC bawah sudah ada beberapa peserta. Eh salah satu peserta ternyata teman sekerja di hotel Acacia dulu. Wah... bakal seru nih.

Jam 04.00 lebih belum terlihat tanda2 panitia ataupun peserta lain yang datang. Setelah menelpon salah satu panitia, ternyata mereka menunggu di KFC atas. Pantes aja gak ketemu secara beda meeting point! Disini terlihat panitia kurang jelas memberi onformasi tempat menunggu dan juga tidak proaktif untuk menghubungi peserta yang belum hadir.

Akhirnya setelah peserta datang lengkap, check in berbarengan begitu pula dengan bagasi. Boarding pass pun dibagian satu per satu. Pesawat berangkat menuju bandara Juanda, Surabaya dengan tepat waktu.

Surabaya

Sampai di bandara Juanda, Surabaya yang belum lama selesai direnovasi. Bagus banget deh sekarang. Jadi dari Jakarta ke Banyuwangi, harus transit dulu di Surabaya atau di Denpasar.

Di Juanda kita nunggu sekitar 1 jam sebelum dipanggil boarding.Di bandara Juanda ini, boarding pass pun dibagikan satu per satu.

Jam 08.20 boarding menuju Banyuwangi dengan menggunakan pesawat ATR 72-600. Pesawat berkapasitas 70 tempat duduk. Karena kecil, bagasi bukan berada dibawah badan pesawat melainkan berbagi ruang dengan tempat duduk penumpang di badan pesawat. Koper kecil pun tidak dapat ditaro diatas tempat duduk/kabin.




Eh di dalam pesawat ATR dalam perjalanan menuju Banyuwangi, dari kokpit pilot menyambut dan mengucapkan selamat berlibur di Banyuwangi.

Jenis snack SUB-BWX serupa dengan snack CGK-SUB yang isinya bolu gulung dan roti serta air minum. Bedanya pada penerbangan SUB-BWX tidak ditawari minuman jus, kopi atau teh. Ya iyalah, mana cukup juga untuk tempat trolley-nya.

Banyuwangi

Tiba di bandara Blimbingsari sudah dijemput oleh team Humas Pemda Banyuwangi yang terdiri dari 3 mobil elf dan 1 L200.

Badara Blimbingsari ini termasuk kecil lebih kecil dari bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung. Tapi sama seperti di Belitung, tidak ada pesawat yang menginap disini; pesawat yang datang menurunkan penumpang kemudian menaikan penumpang dan terbang kembali.

Seru loh, jalanan dari bandara ke pusat kota Banyuwangi. Menyusuri jalan kecil; masing2 lajur untuk satu mobil, rumah2 penduduk yang bahkan ada yang masih menggunakan gedek juga melewati persawahan.

Pendopo Kabupaten


Sekitar 30 menit sampailah di pendopo Kabupaten Banyuwangi yang dinamakan pendopo Sabha Swagata Blambangan. Sebelum bertemu dengan Pak Bupati, rombongan diajak untuk melihat2 guest house (wisma) tempat menginap tamu2 resmi Bupati yang terdiri dari 7 kamar tidur dengan konsep hemat enegi karena pada pagi sampai sore semua ruangan sudah terang tanpa menggunakan lampu.

Begitu pula dengan ruang makan yang tampak terang karena menggunakan genteng gelas dan juga terdapat taman kecil disamping ruang makan.

Furniture di dalam wisma ini pun menggunakan kayu dari pohon yang tumbuh di Banyuwangi. Tempat duduk di depan kamar menggunakan lumpang (tempat menumbuk pagi) yang diberi jok diatasnya. Meja makan terbuat dari kayu jati di Banyuwangi.


Wisma ini juga berbentuk unik, karena bentuknya seperti bunker yang tertutup dengan tanah berumput.

Selesai mini tur di wisma Bupati, rombongan menuju teras bangunan di depan wisma Bupati. Di tempat itu Pak Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menyambut rombongan Detik Travel. Surprise... ternyata gak cuma disambut oleh Pak Bupati yang ramah ini tapi juga dijamu makan siang dengan aneka menu khas Banyuwangi.

Karena mendekati waktu shalat Jumat, Pak Bupati mempersilahkan rombongan yang tidak menunaikan shalat Jumat untuk menikmati makan siang. Sementara ramah tamah akan dilanjutkan setelah shalat Jumat.

Wow... aneka makanan tersebut sangat menggugah selera. Sebut saja ada rawon, pecel, empal daging dan paru, tempe, tahu dan ayam goreng dan kerupuk udang.

Semua makanan enak malah kalo bisa maunya dibungkus juga buat dimakan nanti :P.


Selesai shalat Jumat dan sebagian besar peserta sudah menikmati makan siang yang sangat istimewa itu, dilanjutkan dengan acara ramah tamah dengan Pak Bupati.


Dalam kesempatan tersebut, Pak Anas menyampaikan program2 yang akan dan telah dilakukan Pemda Banyuwangi untuk membuat Banyuwangi menjadi lebih maju. Diantaranya adalah mempromosikan objek wisata yang terdapat di Banyuwangi, Menggunakan produk lokal Banyuwangi termasuk menyediakan buah2an lokal saat jamuan kepada tamu2; seperti yang disajikan pada saat kita makan siang; pisang ambon dan jeruk asli yang ditanam di Banyuwangi. Penyediaan WiFi gratis pada ruang publik dan ruang terbuka hijau (hebat euy!), membatasi ijin pendirian mall yang berpotensi menyebabkan kemacetan dan membatas ijin pendirian waralaba minimarket yang dapat mematikan pedagang lokal.
Juga memberikan asuransi kepada petugas kebersihan daripada memberikan tunjangan lain2 berupa uang.

Sesi ramah tamah ini tidak berlangsung lama karena Pak Bupati sudah ada jadwal lain yang menunggu yaitu open house dan makan siang dengan para pengayuh becak yang rutin diadakan setiap hari Jumat setelah makan siang. Oh... pantes aja tadi liat tumpukan nasi kotak di pendopo utama. Kirain kita yang akan dibagikan nasi kotak itu :D.

Menurut Pak Anas, dengan diadakannya program open house ini, beliau bisa langsung mendapat laporan dari para warganya dan acara tersebut disiarkan langsung oleh salah satu stasiun radio di Banyuwangi. Warga yang tidak dapat menghadiri langsung acara ini di pendopo Kabupaten dapat berpartisipasi melalui radio, berkesempatan untuk bertanya atau curcol dengan menelepon ke radio. Ihhh... keren banget deh Pak Bupati ini (program2nya loh... :D)

Hotel Mahkota Plengkung

Dari pendopo Kabupaten langsung menuju tempata menginap di Hotel Mahkota Plengkung untuk menaruh tas/barang bawaan. Ternyata lokasi hotelnya lumayan jauh! Udah gitu di sekitarnya juga sepi. Wah... gak bisa jalan2 malem dong.

Sempat lihat2 kondisi kamar. Cukup bagus dan nyaman lah... Kita dapat yang 1 tempat tidur. TV tanpa channel berbayar dan kamar mandi yang cukup luas yang dilengkapi dengan shower air dingin dan panas.

Pusat Oleh2 Sherly

Dari hotel kita mampir dulu ke pusat oleh2. Nah... disini panitia juga kurang cermat mengatur jadwal. Karena jadinya bolak balik dari pendopo-hotel-pusat oleh2. Sementara arahnya bertolak belakang. Kalau menurut saya sih, lebih baik bablas aja, gak usah mampir ke hotel dulu.

Kalau sudah belanja pasti deh pada lupa waktu, walaupun cuma ke 1 toko dan pilihannya terbatas tetap saja menyita waktu lumayan banyak. Setelah banyak yang menenteng kardus berisi oleh2, baru kita menuju pantai Pulau Merah.

Saya beli 4 kotak berbagai rasa kue Bagiak yang merupakan kue kering khas Banyuwangi. Jadi kue bagiak ini semacam kue bangket yang biasa nenek saya buat untuk menyambut Idul Fitri di kampung. Tapi kue bagiak ini lebih crunchy. 



Pantai Pulau Merah

Waduh... lumayan jauh loh menuju pantai Pulau Merah. Agak khawatir juga kita gak dapat sunset secara di Banyuwangi kan matahari terbenam lebih cepat dari di Jakarta. Ada kali sekitar 50 km dari kota. Jalan yang dilewati gak terlalu mulus. Udah gitu papan arahnya PHP melulu. Jarak 10 km saja gak sampai2. Iya sih, itu karena jalannya gak terlalu bagus juga melingkar2 alias banyak tikungan. Eh lagi buru2 ternyata kita harus melewati persiapan Pesta Rakyat Arung kanal di sisi sungai Sampean.

Akhirnya sampai juga di pantai Puau Merah dan disambut oleh Camat setempat. Ya ampun... kita udah kayak rombongan pejabat aja pake disambut gitu. Sementara kitanya udah pada kucel :P. Langit udah mulai merah tuh pas sampai. Sayangnya air laut tinggi jadi kita gak bisa menyeberang ke Pulau Merah-nya. Lagian  kata Pak Camat banyak bulu babi di sekitar situ. Hiy...



Kenapa dinamakan Pulau Merah padahal bukit di pulau itu warnanya hijau loh. Katanya nih, pasir di pantai pulau itu berwarna merah. Oiya, pantai Pulau Merah ini belum lama dijadikan tempat kejuaraan selancar (surfing) internasional. Walaupun ombak yang paling bagus untuk selancar di Banyuwangi itu ada di pantai Pelngkung atau yang lebih terkenal dengan nama pantai G-Land.

Beruntung masih sempat melihat langit merah dan matahari perlahan2 terbenam. Walau cuma sebentar. Ombak saat kita kesana gak terlalu besar, jadi gak bisa juga dipake untuk selancar.



Sayang banget deh, kalo aja kita bisa agak siangan sampai di tempat ini, pasti lebih seru bisa foto2 ala ala berjemur :P. Masukan lagi nih buat panitia untuk memperhatikan waktu/jadwal.

Makan Malam Nasi Tempong

Puas foto2 dan celup2 kaki di pantai Pulau Merah, rombongan bergegas meninggalkan pantai menuju tempat makan malam.

Kali ini dengan menu Nasi Tempong. Kata temen saya yang orang Banyuwangi, disebut Tempong karena lauk pauk yang disajikan terasa sangat pedas sampai berasa kayak abis di tempong (tampar/tempeleng). OMG... kalo gitu berarti saya gak bisa ikutan makan dong, kan saya gak bisa makan pedas. Masa' iya saya makan pake abon :(

Akhirnya kita sampai di warung Nasi Tempong Mbak Har. Alhamdulillah... waktu tanya ada sambel yang gak pedes, ternyata mereka menyediakan juga loh.

Nasi Tempong ini sejenis kayak nasi jamblang gitu, lauk pilih sendiri. Yang saya lihat di tempat ini ada cumi masak hitam, ayam goreng, ikan goreng, ikan kuah, ayam bumbu cabe, lalapan, krecek dan lain sebagainya.

Sambelnya JUWARA! Gak pedes dan bikin nagih untuk nambah :D

Oiya, di kota Banyuwangi ini terlihat ATM dari bank2 besar tersebar di beberapa tempat. Juga mini market kondang  ada di beberapa lokasi. Memang dari Pak Bupati bilang, mini market yang ada sekarang adalah warisan Bupati sebelumnya. Sementara itu pada era kepemimpinan Pak Anas, tidak akan mengeluarkan ijin untuk pembukan gerai baru.

Perut kenyang, mata ngantuk dan muka lecek, itu tandanya harus kembali ke hotel dan beristirahat. Wah... harus sesegera mungkin sampai hotel nih secara team Adventure besok jam 00.30 harus bangun dan paling lambat jam 01.00 berangkat menuju kawah Ijen.

No comments:

Post a Comment