Pages

Monday, March 24, 2014

Journey to The East - Sulawesi Selatan (Day 4)

Tanjung Bira - Makassar - Jakarta
Rabu, 12 Maret 2014
  • Pete2 Tanjung Bira - Bulukumba Rp 20.000
  • Angkutan antar kota Bulukumba - Makassar (terminal Malengkeri) Rp 45.000
  • Pete2 Terminal Malengkeri - Pantai Losari Rp 4.000
  • Minyak Tawon 6 besar @ Rp 100.000, 2 kecil @ Rp 30.000
  • Pete2 Pantai Losari - Benteng Somba Opu Rp 4.000
  • Pete2 Benteng Somba Opu - Pantai Losari Rp 4.000
  • Pete2 Pantai Losari - halte DAMRI (RRI Rabura'ne) Rp 4.000
  • DAMRI ke bandara Sultan Hasanuddin Rp 25.000
  • Airport Tax Sultan hasanuddin Rp 40.000
  • Makan malam & roti di bandara Makassar Rp 13.000 + Rp 9.000
  • QG 713 UPG - CGK ETD 1945 ETA 21.10
  • DAMRI bandara Soetta ke Gambir Rp 30.000
  • Mikrotlet dari gedung Indosat ke rumah Rp 5.000
Tanjung Bira

Lewat tengah malah saya terbangun gara2 bunyi HP yang terus2an. Ini pasti server kantor udah normal lagi jadi banyak e-mail yang ke-pending masuk bertubi2. Ada beberapa e-mail penting dan harus segera diteruskan. Jadilah sekitar jam 2an malam baca dan balesin e-mail. Eh udah gitu kamar sebelah yang ditempatin 2 bule juga berisik. Salah satu dari mereka ngoroknya gak kira2 kencengnya. Tapi secara sayanya udah capek, setelah beres semua lanjut tidur lagi, gak keganggu sama ngoroknya tamu sebelah :D

Sekitar jam setengah limaan subuh saya bangun dan bergegas ke dermaga demi menyambut sang matahari.Jalanan masih sepi dan gelap, tidak ada penerangan di pinggir jalan kecuali dari teras rumah2 penduduk di sepanjang jalan. Beruntung saya selalu membawa senter kecil kemanapun berpergian.

Sepertinya kali ini saya tidak beruntung. Semburat merah yang menandakan munculnya matahari tidak kunjung nampak. Udah mati gaya nih duduk sendirian di bale2 dekat ATM center.

Karena matahari pagi tidak kunjung  muncul saya memutuskan untuk kembali ke penginapan nyaris jam 6 pagi. Heran kog disini gak banyak warga yang keluar rumah untuk shalat subuh. Padahal suara adzan sangat jelas terdengar.

Sampai di penginapan, Kak Shanti dan suaminya, Kak Erik, sedang ngobrol di teras. Duuhhh... mereka tuh emang pasangan yang ramah. Sempat ngobrol2 dengan mereka. Kak Shanti juga senang traveling.

Kak Shanti bilang, pantai Tanjung Bara lebih cantik lagi dan belum banyak orang disana. Tapi lokasinya agak jauh. Jalan kaki sekitar 30 menit. Informasi dari Kak Shanti, memang jalan menuju Tanjung Bara cukup sepi namun aman. Selama ini tidak pernah terjadi tindak kriminal di area Tanjung Bira dan Tanjung Bara. Di Tanjung Bara hanya 1 satu penginapan eh berupa resort ding yang dikelola oleh orang asing.

Karena saya penasaran, saya mencoba untuk ke pantai Tanjung Bara. Melewati Anda Beach Hotel. Masih lurus lagi. Tanya sana sini, malah ada yang heran saya mau ke Tanjung Bara dengan berjalan kaki dan menganjurkan untuk naik ojek karena lumayan jauh. Agak jauh ke dalam, saya lihat ada cafe sederhana. Hmmm... pasti itu tempat nongkrong bule2 pas lagi rame di Tanjung Bira. Kenapa sih harus bikin kafe dengan musik yang hingar bingar gitu untuk narik tamu bule? Gak perlu sebegitunya keleus. Kan dimana bumi di pijak di situ langit dijunjung :D

Jalan menuju Tanjung Bara memang bukan jalan besar hanya jalan setapak tapi sudah di-paving dan bisa dilalui oleh motor. Tapi kog semakin jauh saya jalan jalannya semakin sepi ya? Hiy... kayaknya saya gak berani nerusin deh. Mending balik aja deh.

Sampai penginapan langsung mandi dan beres2. Takut tiba2 pete2 yang ke Bulukumba datang. Setelah beres semua, saya ke bawah (front desk) untuk mengembalikan kunci. Ada Kak Shanti disana. Dan... nasi goreng untuk saya pun siap untuk dibawa. Makasih...

Jam 8an pagi pete2 baru datang. Padahal tadinya saya berharap jam 7an pagi sudah bisa berangkat ke Bulukumba. Hmmm... tambah siang dong sampai di Makassar. Sebetulnya menurut Kak Shanti ada travel yang lewat Tanjung Bira untuk menuju Bulukumba. Tapi ya sudahlah dengan pete2 aja.

Wuih... Bapak pengemudi pete2 ini gaul juga loh. Dia penonton setia program MTGW di salah satu stasiun TV swasta. Dia bilang topik dan cara penyampaiannya mudah dimengerti. Juga Bapak pete2 (sebut aja gitu, abis gak tau namanya sih :D) sering share/menyampaikan kembali isi dari program MTGW kepada para pemuda di sekelilingnya. Salut!

Satu per satu penumpang yang semuanya ibu2 naik pete2 ini. Oh... ternyata hari ini hari pasar. Hari pasar yang berlokasi di luar Tanjung Bira ini cuma ada 2x seminggu. Pak pete2 bulang mau muterin pete2nya satu kali lagi untuk ambil penumpang.

Walaupun tidak terisi penuh, namun ada beberapa penumpang yang kebetulan semuanya perempuan yang ngikut sampai terminal Bulukumba.

Di dalam terminal Bulukumba, Pak pete2 bantu nyariin angkutan menuju ke terminal Malengkeri. Dan berhenti di angkutan yang sudah nyaris penuh, jadi gak akan nunggu lama. Terima kasih ya Pak.... Semoga suatu saat kita ketemu lagi.

Dalam angkuta cuma 2 penumpang perempuan termasuk saya. Tapi Ibu2 penumpang lain itu rada2 aneh deh. Kadang ngegerendeng sendirian, entah apa yang diomongin.

Mobil berhenti untuk sarapan dan 2x berhetin untuk ambil penumpang. Di beberapa Kabupaten yang kita lewati, Polisi sedang mengadakan razia kendaraan umum. Karena ternyata mobil2 pribadi yang dijadikan angkutan umum jarak jauh.

Sampai di terminal Malengkeri eh si Ibu itu bikin ulah. Dia kurang bayar ongkos angkutan. Sopirnya marah2 minta tambah. Dari sana saya naik pete2 menuju pantai Losari.

Pantai Losari

Nah... kalo siang gini enak buat foto2 di sepanjang pantai Losari apalagi di hari kerja, masih sepi. Di seberang pantai losari juga terdapat rumah sakit Stella Maris. Uniknya, di depan rumah sakit ini berdiri patung Bapak , Ibu dan bayi dalam gendongan Ibunya. Penasaran pengen ke Benteng Somba Opu. Tapi sebelum kesana, sempat keliling ke jalan Somba Opu, tempat aneka toko oleh2. Mau beli minyak tawon aja sih. Setelah keluar masuk beberapa toko, saya berhenti di salah satu toko yang menjual beraneka macam oleh2 khas Sulawesi Selatan. Aneka kain tenun, ukiran, minyak tawon dan lain sebagainya. Disini saya beli botol minyak tawon yang besar dan kecil.

Dari beli oleh2 saya ke mesjid yang ada di pantai Losari untuk shalat Dzuhur dan menitipkan backpack dan minyak tawon karena saya penasaran mau ke benteng Somba Opu.

Tadinya saya berencana mau ke pulau Samalona dari pelabuhan Paotere yang ada di pantai Losari. Tapi dengan waktu yang sedikit, gak mungkin lah untuk ke sana. lain waktu jika ada kesempatan, pasti saya akan jadwalkan ke Samalona.

Dari pantai Losari saya naek pete2 menuju benteng Somba Opu. Dengan menggunakan pete2, berasa seperti city tour; menjelajah jalan2 di kota Makassar yang juga melewati pecinan Makassar di jalan Timor dan Lombok.

Tenyata lokasi benteng tersebut lumayan jauh dan harus nyambung dengan menggunakan ojek karena tidak ada pete2 yang ke arah sana. Padahal saya sudah sampai jembatan yang menuju ke benteng Somba Opu loh. Tapi mengingat waktu yang mepet saya memilih untuk kembali ke pantai Losari.

Agak lama juga menunggu pete2 dan tempat ini juga agak sepi. Menyesal saya memilih ke benteng Somba Opu. Mestinya tidak udah kesini dan jalan2 aja di sekitar pantai Losari.

Agak terbirit2 di pantai Losari menuju mesjid untuk ambil barang titipan dan langsung menunggu pete2 untuk ke halte DAMRI.

Yaaahhh... gak sempet foto2 benteng Rotterdam deh :(

Pas banget dampe halte, ada bus DAMRI yang akan segera berangkat ke bandara. Dan ternyata... halte bus DAMRI itu tepat berada di seberang RRI yang di dekatnya ada penjual nasi kuning Riburane yang kondang itu. Sayang... hanya berjualan di pagi hari!

Akhirnya sampai juga di bandara Sultan Hasanuddin. Setelah check ini dan masukin bagasi, saya keluar lagi untuk makan sore menjelang malam. Menunya sih ala kadarnya tapi daripada masuk angin dan tepar sesampainya di Jakarta ya dimakan aja deh tanpa perasaan :D.

Pesawat berangkat dengan tepat waktu begitupun sampai di Jakarta. Eh saya kog berasa kaki saya bengkak nih. Ya iyalah secara 15 jam nonstop saya duduk di mobil dari Tana Toraja ke Makassar dan langsung lanjut dari Makassar ke Tanjung Bira :D

Jadi... jangan khawatir dengan cuti yang terbatas masih bisa kog eksplor beberapa tempat di Sulawesi Selatan ini :)

No comments:

Post a Comment