Pages

Monday, October 21, 2013

5 Cities 4 Countries in 11 Days - Day 11 (Singapore - Jakarta)

Senin, 11 September 2013
  • Novena – Harbour Front (Sentosa) (MRT)
  • Berangkat jalan kaki (SGD 1) pulang naik bis
  • Harbour Front - China Town (MRT)
  • China Town – Little India (MRT)
  • Little India – Farrer Park (Mustafa Center) (jalan kaki)
  • Farrer Park – Changi (MRT)
Subuh terdengar sayup2 ada perempuan nangis di selasar kamar. Duuuhhh... saya udah mikir jangan2 ini hotel esek2 yang gak beres. Si Mama kayaknya gak denger tuh. Saya pun jadi cuek aja. Toh sebentar lagi kita mau check out.

Setelah mandi dan sarapan dengan bekal dari rumah, kita langsung check out. Sebelumnya kita nanya arah bus atau MRT yang ke Mustafa Center. Menurut resepsionis, lebih baik naik bus yang gak jauh dari hotel ini daripada naik MRT, karena stasiun MRT berada cukup jauh dari hotel. Dia juga memberikan no bus yang menuju Mustafa Center.

Sebelum menuju halte bis, saya ke mini market yang cukup lengkap kemudian mampir di toilet terdekat yang berada di samping vihara. Walaupun toiletnya sederhana yang terbuat dari seng, tapi cukup canggih loh. Keran airnya menggunakan sensor yang apabila tersentuh akan mengeluarkan air. Ih... saya norak ya.

Dari situ langsung ke halte bis yang ada di seberangnya. Cukup banyak orang yang di halte ini. Mungkin karena masih pagi banyak calom penumpang yang berangkat kerja. Gak lama kemudian bus datang. Sempat tanya ke sopir bus, apakah bus ini menuju ke Mustafa Center dan dijawab iya. Cukup menempelkan Singapore Tourist Pass yang kita punya. Untung ada enci2 deket kita yang kasih tau dimana kita harus turun karena bus-nya gak ada pengumuman informasi.


Mustafa Center

Dari situ jalan kaki menuju Mustafa Center, cuma beli tempelan di kulkas aja. Gak lama disana. Etapi kog kita gak bisa nemuin pintu masuk yang tadi dilewatin ya? akhirnya setelah muter2 nyari pintu yang sama ketika kita masuk tadi, keluar di pintu. Entah dimana itu. Dari situ ke stasiun monorail Farrer Park gak terlalu jauh.

Sentosa

Menuju Harbour Front untuk lanjut ke pulau Sentosa. Masuk ke Vivo City. Karena masih pagi ya toko2 belum pada buka. Nah... dari Vivo City bisa jalan kaki tuh ke Sentosa. Gak jauh2 amat kog. Lagian di jalur pejalan kaki ini di beberapa tempat ada ban berjalannya (travelator). Jadi kalo capek tinggal naik travelator aja. Lumayan mengurangi capek walaupun cuma sebentar. Untuk pejalan kaki, masuk Sentosa cukup membayar SGD 1. 

Terlihat antrian yang cukup banyak di loket Universal Studio. Kita mah gak akan masuk kesana. Ngapain juga, di dalam kan bermacam permainan kayak di Trans Studio. Lagipula bola dunia USS yang tempat orang foto2 narsis ada di luar pintu masuk. Jadi gak perlu bayar apapun.

Kelar foto2 di depan bola dunia USS kita keliling Sentosa dengan mini monorail. Gak puas keliling dengan mini monorail kita lanjutkan dengan keliling dengan shuttle bus. Di sini terdapat 3 rute bus. Ya udah kita cobain satu per satu mumpung gretong :D.

Jadi bus2 tersebut berkeliling sampai Resort World, hotel Shangri La, juga patung merlion raksasa. Dulu... pernah juga tuh melintas disamping si merlion ini waktu nyebrang ke Sentosa dengan kereta gantung. Dengan bus ini juga saya dan Mama singgah di pusat casino di Sentosa. Berbagai jenis permainan ada disini. Memang sih tempatnya cenderung seperti mall. Masing2 jenis casino terdalam dalam suatu ruang/kios. Jadi gak langsung terbuka dan terlihat.

Puas keliling dengan bus, kita ganti moda transportasi untuk keliling. Kali ini dengan kereta wisata. rute kereta wisata ini mengelilingi pantai2 yang ada di Sentosa. Walaupun segaris, namun pantai2 tersebut memiliki nama yang berlainan. Sistemnya hop on hop off. Tapi sayan dan Mama gak turun di pantai manapun. Cuma menikmati dari kereta wisata. Kayaknya yang terkenal tuh pantai Siloso. Ada jejeran huruf2 yg membuat nama Siloso di depannya.

Kelar keliling kita mau balik ke Vivo City. Kali ini mau nyobain naik mini monorail. Gratis... tis... Nah... secara emang udah jam makan siang, muter2 lah kita di mall Vivo City ini dan terdampar di Yoshinoya. Emang sih rada2 aneh, jauh2 ke Singapura eh makannya di Yoshinoya. Di Jakarta aja tau gitu. Bukan... masalahnya kita cari yang no pork, no lard dan ditengarai halal :D.

Hari masih sore dan matahari masih masih semangat nongol, tapi menurut Mama kalau tidak ada tempat yang akan didatangi lagi lebih baik kita langsung ke bandara, Biar nunggu disana daripada kita telat.

Changi Airport

Ya sudah, dari Vivo City kita langsung naik monorel menuju bandara Changi. Sama seperti waktu kita datang, MRT harus berganti di Tanah Merah.

Samapi di Changi, saya kembalikan kartu Singapore Tourist Pass dan dapat deh duit deposit sebesar SGD 10/kartu. Setelah itu ambil titipan tas. Agak dandan2 dikit plus ganti baju di toilet bandara. Gak bisa mandi bo... :P. Terlihat di terminal keberangkatan ini banyak calon penumbang dari ras India. Dan memang penerbangan dari Singapura ke beberapa kota di India cukup banyak.

Payah nih, gak ada timbangan buat nimbang bawaan. Agak kebat kebit secara sepertinya overweight nih. Emang sih kita gak beli bagasi dan alowance kabin kita berdua total cuma 20kg. Cukup gak ya?

Eh liat timbangan nganggur, kita coba. OMG... kelebihan 10kg. Waduh gimana nih. Kue kering sisa udah dikeluarin semua, baju2 yang kira2 gak kepake lagi juga udah dikeluarin semua untuk ditinggal/dibuang jika diperlukan. Tapi masih gak yakin nih beratnya udah sesuai. Balik lagi nimbang eh ada petugasnya dan negur saya juga orang2 yang lain kalo timbangan itu bukan untuk nimbang barang bawaan. Nimbangnya nanti aja pas di counter check in. Helloooo... lo kira itu timbangan buat nimbang orang ya? Gak mungkin banget lah. Untungnya saya sempet nimbang 1 tas. Tinggal dikira2 aja berat tas yang satunya sama. Ternyata... masih overweight. Aduh... gimana ngakalinnya ya?

Setelah kehabisan akal cara apa lagi yang bisa mengurangi berat bawaan, cara gila kita tempuh. Baju bawahan kita pake bertumpuk. Celana pendek, celana panjang dan celana harlem dipakai bersamaan. Kain yang beli di Vimanmek Mansion dipake untuk pashmina. Baju yang mau dibuang sudah disisihkan. Semoga cara ini bisa lolos.

Duhhh... counter check ini-nya berubah. Untung gak jauh, jadi gak terkepot2. Dengan berdebar2 saya dan Mama menuju counter check ini.Bener aja, semua barang bawaan kudu ditaro di timbangan. Termasuk tas tenteng perempuan. Berdasarkan hasil penimbangan, barang2 kita masih overweight tapi oelh petugas counter check in, kelebihan tersebut masih bisa ditolerir. Alhamdulillah,,, Makasih ya Pak. Ternyata hatimu tidak seseram tampangmu. Hihihi...

Di counter imigrasi, petugasnya sampai tanya, emang dingin ya sampe pake pashmina gitu? Yaelah Bu... ini bukan gaya bukan juga kedinginan tapi satu2nya cara ngurangin kelebihan berat barang bawaan :P.

Kelar dari urusan imigrasi, langsung menuju ruang tunggu boarding, yah... ternyata ruang tunggunya belum dibuka. Jadi harus nunggu diluar ruangan.

Ternyata pesawat delay. Hadeuh... nyampe Jakarta jam berapa nih? Pas lewat screening ada sedikit masalah, ternyata pasta gigi saya yang dicurigai sampai harus bongkar daypack. Saya bilang aja kalau memang harus dibuang ya gak masalah. Tapi sama petugasnya setelah dilihat barang dan beratnya diperbolehkan dibawa kembali.

Udah sih nunggu lumayan lama di luar eh di dalam kudu nunggu lagi. Akhirnya setelah delay 1 jam, kita pun bisa masuk pesawat dan terbang ke Jakarta.

Sampai Jakarta sekitar jam 12 malam dan beruntung masih ada bus Damri terakhir yang menuju Gambir.

Berakhir sudah perjalanan mengunjungi 5 kota di 4 negara dalam waktu 11 hari. Tapi... bukan berarti ini adalah perjalan terlama terakhir loh. Siapa tau, kalau Tuhan mengizinkan, pada kesempatan yang akan datang bisa mengunjungi tempat2 baru. Amin...
  • Hotel - Mustafa Center (bus)
  • Farrer Park (Mustafa Center) - Harbour Front (Vivo City) --> MRT
  • Vivo City - Sentosa pp jalan kaki (SGD 1)
  • Harbour Front - Changi (MRT)
  • Harbour Front - China Town (MRT)

No comments:

Post a Comment