Pages

Friday, October 11, 2013

5 Cities 4 Countries in 11 Days - Day 6 (Siem Reap)

Rabu, 4 September 2013

1. Danau Tonle Sap (1 day incl. lunch) USD 27 by Taraboat

2. FCC Angkor
3. Angkor National Museum USD 12 09.00 – 18.00
4. Central market
5. French Quarter


Seperti biasa, pagi2 sudah duduk manis di ruang tamu guest house nunggu jemputan dari Tara Tour yang akan antar kita untuk keliling Tonle Sap yang konon katanya merupakan danau terluas se Asia Tenggara. Tiket untuk keliling Tonle Sap juga udah dibeli online sebelumnya. Tapi bayarnya pas hari H. Buat saya mending ikut tur deh secara dari tengah kota ke dermaga Tonle Sap tuh jauh.

Tonle Sap

Tonle Sap merupakan danau air tawar terluas di Asia Tenggara. Terlebih pada musim penghujan. Air di danau ini semakin tinggi. Suasana tempat2 menuju dermaga Tonle Sap tuh kayak kampung2 di Indonesia. Saya beruntung mengunjungi Tonle Sap saat musim hujan. Karena bisa melihat aktivitas penduduk. Karena kalau saat musim panas/kemarau, air sungai akan menyusut dan daratan menjadi lebih luas.

Di tengah perjalanan menuju dermaga Tonle Sap, saya ngobrol banyak dengan si guide ini. Mengenai Kamboja, Khmer Merah dan sedikit mengenai situasi politik Kamboja saat ini. Kamboja belum lama ini mengada pemilhan umum untuk memilih perdana menteri. Mayoritas generasi muda disana tidak menghendaki PM incumbent Hun Sen untuk berkuasa lagi. Mereka menginginkan perubahan di negaranya. Pengumuman pemenang hasil pemilu sendiri baru akan diumumkan dalam beberapa hari lagi. Katanya sih, secara hitung cepat partainya Hun Sen meraih banyak suara tapi generasi muda mencurigai adanya kecurangan dalam pemilu tersebut. Tapi bagaimanapun kondisi rakyat kamboja ini dulu dan sekarang bahkan di saat sulit pada era Khmer Merah, rakyat Kamboja sangat menyayangi dan mencintai raja mereka.

Terlihat banyak orang miskin di sekitar Tonle Sap. Informasi yang saya dengan sebagian besar para penghuni Tonle Sap ini adalah orang Vietnam yang mengungsi saat perang saudara. Selain rumah penduduk ada juga sekolah, gereja bahkan rumah sakit.


Rumah terapung yang didiami penduduk di sekitar Tonle Sap tidak bersifat permanen. Jadi saat musum kemarau, rumah2 ini akan berpindah tempat. Oleh karena itu juga tidak ada listrik terpasang. Mereka menggunakan accu atau genset. Di sungai ini juga ada tempat penangkaran buaya. Kata si guide sih, selama ini belum pernah terdenganr ada buaya di penangkaran yang lepas ke danau ini.




Oiya, ada beberapa anak kecil dengan ularnya yang sering mendekati para turis untuk foto bersama. Tentunya dengan bayaran. Jadi jangan asal foto2 aja ya. Pekerja anak/pengemis anak2 juga menjadi issue di Kamboja. Si guide bilang, jangan kasih uang ke anak2 itu, karena itu menjadikan anak2 dan keluarganya menjadi malas. Yaelah... sama aja tuh kayak di Indonesia. Saya orang yang paling kejam kalo menghadapi pengemis/pengamen yang nyanyinya ngasal. Apalagi pengemis anak2.

Di tengah danau ada marka yang menunjukkan ketinggian air. Semacam tiang bergaris2 dengan angka2 meter gitu. Dan sepanjang perjalanan, yang terlihat hanya air berwarna coklat. Menjelang jam 11 boat yang kita tumpangi merapat ke kapal Tara untuk makan siang. menunya bisa dipilih. Saya dan Mama memilih Lokla (semacam semur daging ala Kamboja) dan tumis sayuran aka capcay.



Total tour beserta makan siang dan transfer dari dan ke guest house sih cuma 3 jam. Keliatannya baru agak siangan banyak turis yang berkunjung ke Tonle Sap ini karena pas kita mau kembali banyak boat berseliweran mengangkut turis2.

Sekitar jam 11an sudah kembali ke guest house. Tadinya mau keliling Pub Street, Night Market dll tapi ini kaki kog mendadak lemes dan mama pun bilang mau istirahat aja. Ya udah, akhirnya diem di guest house, buka2 e-mail dan socmed. Sekalian konfirmasi late check in di penginapan di Singapura. Eh gak lama kemudian mati lampu. Ya ampun sering banget sih. Lumayan lama lagi. ya udah ditinggal tidur siang dulu deh :D.

Agak sore saya dan Ibu saya, jalan2 sepanjang Night Market. Masih sepi, belum pada buka. Jadiya semacam survey aja. Nanti malem baru balik lagi. Pulangnya seperti biasa, mampir dulu di India Gate. Kali ini selain beli mango lassi juga beli nasi bryani. Ebuset, ini kog porsinya gede banget. 1 porsi bisa buat dimakan 2 orang nih.

Night Market & Pub Street

Sekitar jam 8 malem, kita keluar lagi. Kali ini ruameee banget. Lampu2 jalan dan penunjuk Night Market dan Pub Street udah pada nyala menambah semaraknya malam. Sepanjang jalan banyak penyedia jasa foot massage. You know what??? Di Night Market ini banyak barang lucu2. Aneka Krama, celana panjang model harlem, baju2, dll. Hadeuh... Tuh kan... si Ibu belanja lagi. Kali ini dia beli 2 celana harlem. Inget kapasitas bagasi Bu...



Tambah blusukan ke Night Market tambah banyak barang yang bikin kalap untuk dibeli. Harganyapun bersahabat. Selesai ngubek Night Market pulangnya kita muterin Pub Street. Yah... gitu deh. Sesuai namanya sepanjang jalan ini isinya resto, bar dan pub. Pengunjungnya mayoritas WNA. Aneka macam makanan. Barbecue, Italian, Seafood dll. Seru deh. Tapi kita gak makan disini loh. Setelah itu langsung cuzz ke guest house. Persiapan untuk besok pagi2 berangkat menuju Phnom Penh.



Itinerary akhirnya jadi:
  1. Danau Tonle Sap (1 day) USD 27 by Taraboat
  2. Tips guide USD 1
  3. Night Market
  4. Pub Street

No comments:

Post a Comment